Dermatofitosis Pada Anjing Ras Campuran
Abstrak
Dermatofitosis merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh kapang dermatofita. Tujuan dilakukan pemeriksaan pada anjing kasus adalah untuk mengetahui agen penyakit yang menyebabkan terjadinya banyak lesi pada kulit anjing tesebut. Anjing kasus dibawa ke klinik Pedungan Vet Care dengan keluhan gangguan kulit yang sudah terjadi selama satu bulan. Anjing kasus merupakan anjing ras campuran jantan berumur sekitar satu tahun dengan bobot badan 12,2 kg dan merupakan anjing yang di-rescue. Pada pemeriksaan klinis terdapat kelainan seperti ditemukan lesi yang terdiri dari kombinasi alopesia, eritema, dan crust. Lesi-lesi tersebut ditemukan di bagian daun telinga, wajah, kaki depan, kaki belakang, bagian perut dan bagian dorsal tubuh. Kemudian bagian-bagian lesi tersebut dikerok dibagian pinggir lesi menggunakan KOH 10% dan swab. Dari hasil pemeriksaan kerokan kulit menunjukkan hasil negatif jamur. Pemeriksaan Wood’s lamp menunjukkan hasil negatif. Pada pemeriksaan tape smear ditemukan makrokonidia yang berbentuk eliptikal yang terbagi menjadi beberapa sel, menunjukkan hasil positif Microsporum sp. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan klinis dan laboratorium, dapat disimpulkan bahwa kasus didiagnosis dermatofitosis. Anjing kasus diberikan terapi kausatif dan simptomatis, untuk terapi kausatif diberikan griseofulvin dosis 500 mg/kg/bb q.12 jam per oral dan terapi simptomatis diberikan antihistamin klorfeniramin maleat dengan dosis 4 mg/kg/bb q.12 jam per oral selama 14 hari, antiseptik klorheksidin glukonat 0,05% untuk membersihkan luka dua kali sehari, serta anjing kasus dimandikan dengan sampo antifungal Sebazole® dua kali dalam satu minggu selama satu bulan. Setelah tujuh hari pengobatan, teramati gejala pruritus yang menurun tetapi untuk lesi lainnya belum terjadi perubahan yang signifikan.
##plugins.generic.usageStats.downloads##
Referensi
Ates A, Ilkit M, Ozdemir R, Ozcan K. 2008. Dermatophytes isolated from asymptomatic dogs in Adana, Turkey: A preliminary study. J. Med. Mycol. 18(3):154-157.
Bond R. 2010. Superficial Veterinary Mycoses. Clin. Dermatol. 28: 226–236.
Brilhante RS, Cavalcante CS, Soares-Junior FA, Cordeiro RA, Sidrim JJ, Rocha MFG. 2003. High rate of Microsporum canis feline and canine dermatophytoses in North east Brazil: Epidemiological and diagnostic features. Mycopathologia. 156(4): 303-308.
Chermette R, Ferreiro L, Guillot J. 2008. Dermatophytoses in animals. Mycopathologia. 166(5-6): 385-405.
Dahdah MJ, Scher RK. 2008. Dermatophytes. Cur. Fungal Infect. Rep. 2: 81–86.
Karpiński TM, Szkaradkiewicz AK. 2015. Chlorhexidine–pharmaco-biological activity and application. Eur. Rev. Med. Pharmacol. Sci. 19(7): 1321-1326.
Kotnik T. 2007. Dermatophytoses in domestic animals and their zoonotic potential. Slovenian Vet. Res. 44(3): 63-73.
Mattei AS, Beber MA, Madrid IM. 2014. Dermatophytosis in small animals. SOJ Microbiol. Infect. Dis. 2(3): 1-6.
Miller WH, Craig EG, Campbell KL, Muller GH, Scott DW. 2013. Muller & Kirk’s Small animal dermatology. 7th ed. St. Louis. Elsevier. Pp. 429-438.
Moriello KA. 2004. Treatment of dermatophytosis in dogs and cats: review of published studies. Vet. Dermatol. 15(2): 99-107.
Moriello KA, Coyner K, Paterson S, Mignon B. 2017. Diagnosis and treatment of dermatophytosis in dogs and cats. Vet. Dermatol. 28: 266-308.
Outerbridge CA. 2006. Mycologic disorders of the skin. Clin. Tech. Small Anim. Pract. 21: 128-134.
Soedarto. 2015. Mikrobiologi kedokteran. Jakarta. CV Sagung Seto. Pp. 202-220.
Sparkes AH, Gruffydd-Jones TJ, Shaw SE, Wright AI, Stokes CR. 1993. Epidemiological and diagnostic features of canine and feline dermatophytosis in the United Kingdom from 1956 to 1991. Vet. Rec. 133: 57-60.
Vermout S, Tabart J, Baldo A, Mathy A, Losson B, Mignon B. 2008. Pathogenesis of dermatophytosis. Mycopathologia. 166: 267-275.
Virbac. 2018. Sebazole antibacterial shampoo for dogs and cats. https://au.virbac.com/products/dog-skin/sebazole-antifungal-shampoo [Diakses 28 Juli 2022]
Wahyudi G, Anthara MS, Arjentinia IPGY. 2020. Studi kasus: demodekosis pada anjing jantan muda ras pug umur satu tahun. Indon. Med. Vet. 9(1): 45-53.
Wientarsih L, Noviyanti L, Prasetyo BF, Madyastuti R. 2012. Penggunaan obat untuk hewan-hewan kecil. Bogor. Techno Medica Press. Pp. 83-85.
Wiryana IKS, Damriyasa IM, Dharmawan NS, Arnawa KAA, Dianiyanti K, Harumna D. 2014. Kejadian dermatosis yang tinggi pada anjing jalanan di Bali. J. Vet. 15(2): 217-220.