Profil Eritrosit Anjing Pelacak di Kepolisian Negara Republik Indonesia Resor Kota Malang
Abstrak
Anjing pelacak merupakan salah satu hewan yang membantu tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam menjaga dan mengamankan ketertiban negara Indonesia. Adapun tugas yang diberikan untuk anjing pelacak yaitu untuk menemukan bahan peledak, operasi pelacakan narkoba, operasi pengamanan dan mencari korban bencana alam seperti longsor hingga gempa bumi. Dikarenakan faktor lingkungan pekerjaan yang cukup ekstrim dan berat berpengaruh terhadap tingkat stress dari anjing pelacak itu sendiri, kondisi lingkungan sangat mempengaruhi gambaran nilai darah. Oleh karena itu diperlukan hasil pemeriksaan kesehatan profil eritrosit. Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional deskriptif. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh populasi anjing pelacak Polresta Kota Malang. Darah diambil kemudian diperiksa menggunakan mesin hematology analyzer dan kemudian dibandingkan dengan standar hematologi kemudian dianalisis. Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa seluruh sampel menunjukkan anemia dengan hasil nilai pemeriksaan yang beragam, dan kemungkinan disebabkan oleh pakan yang kurang optimal dan air yang kurang bersih. Untuk itu, perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan parasit, radiologi, dan kimia darah.
##plugins.generic.usageStats.downloads##
Referensi
Goddard AL, Leisewitz MM, Christopher. 2008. Prognostic usefulness of blood leukocyte changes in canine parvoviral enteritis. J. Vet. Internal Med. 22(2): 309-316.
Hebels DG, Georgiadis P, Keun HC, Athersuch TJ, Vineis P, Vermeulen R. 2013. Performance in omics analyses of blood samples in long-term storage: opportunities for the exploitation of existing biobanks in environmental health research. Environ. Health Perspectives. 121(4): 480-487.
Herawati N. 2015. Mengenal anemnia dan peranan erythropoietin. Biotrends. 4(1): 35-39.
Horváth O. 2015. Police dogs - servicing the security.
Kucukal E. 2020. Whole blood viscosity and red blood cell adhesion: potential biomarkers for targeted and curative therapies in Sickle Cell Disease. Am. J. Hematol. 95(11): 1246-1256.
Morey D. 1994. The early evolution of the domestic dog. Am. Sci. 82(4): 336-347.
Naigamwalla, Dinaz, Webb, Jinelle, Giger, Urs. 2012. Iron deficiency anemia. The Can. Vet. J. 53: 250-256.
Rahmawati T. 2012. Perbedaan pengaruh suplementasi besi oral dan parenteral terhadap profil darah tepi tikus putih (rattus norvegicuss) strain wistar hamil anemia. Diss. UNS (Sebelas Maret University).
Tangkilisan, Helena A, Debby R. 2016. Defisiensi asam folat. Sari Pediatri.
Urrechaga E. 2009. Red blood cell microcytosis and hypochromia in the differential diagnosis of iron deficiency and β‐thalassaemia trait. Int. J. Laboratory Hematol. 31(5): 528-534.
Waluyo B. 2021. Penggunaan anjing k9 dalam mengungkap tindak pidana penganiayaan. Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta.
Widyanti A, Suartha I, Erawan K, Anggreni L, Sudimartini L. 2018. Hemogram anjing penderita dermatitis kompleks. Indon. Med. Vet. 7(5): 576-587.
Zink, Chris, Schlehr, Marcia. 2020. Working dog structure: evaluation and relationship to function. Front. Vet. Sci. 7: 559055.