Struktur Histologi dan Histomorfometri Sekum Sapi Bali pada Bagian Basis, Corpus Dan Apex

  • Ngurah Arbi Kencana Mahasiswa Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman, Sanglah, Denpasar, Bali, Indonesia, 80234
  • Ni Luh Eka Setiasih Laboratorium Histologi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman, Sanglah, Denpasar, Bali, Indonesia, 80234
  • Luh Gde Sri Surya Heryani Laboratorium Anatomi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman, Sanglah, Denpasar, Bali, Indonesia, 80234
##plugins.pubIds.doi.readerDisplayName## https://doi.org/10.24843/bulvet.2023.v15.i02.p08

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur histologi dan histomorfometri serta perbedaan histomorfometri sekum sapi bali pada bagian basis, corpus dan apex. Pada penelitian ini 10 ekor sapi bali betina berusia empat sampai lima tahun diambil di Rumah Potong Hewan Pesanggaran. Cara pengambilan sampel adalah sampel sekum diambil pada bagian basis, corpus dan apex untuk selanjutnya difiksasi menggunakan larutan Neutral Buffered Formalin 10%, kemudian diberi pewarnaan menggunakan Haematoxillin-Eosin untuk dijadikan preparat histologi. Hasil pengamatan struktur histologi disajikan secara deskriptif kualitatif, sedangkan data histomorfometri disajikan secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menemukan sekum tersusun atas 4 lapisan; tunika mukosa, submukosa, muskularis dan serosa. Pengukuran histomorfometri menunjukkan ketebalan tunika mukosa, submukosa, muskularis dan serosa pada bagian basis berturut-turut 376,87±34,411?m, 1508,73±349,0222?m, 2767,76±609,698?m, 199,95±21,502?m, pada bagian corpus berturut-turut 380,36±51,501?m, 739,28±129,371?m, 2287,66±303,987?m, 328,19±77,468?m dan pada bagian apex berturut-turut 407,05±63,902?m, 615,57±205,736?m, 2730,51±332,044?m, 297,82±51,211?m. Histomorfometri tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis dan tunika serosa menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada tunika mukosa bagian basis, corpus dan apex, ketebal tunika submukosa bagian basis lebih tebal dibandingkan dengan bagian corpus dan apex, ketebal tunika muskularis bagian basis dan apex lebih tebal dibandingkan dengan bagian corpus, pada tunika serosa bagian basis, corpus dan apex tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Perlu dilakukan penelitian anatomi makro dan mikro terhadap usus besar sapi bali dengan memperhatikan manajemen pemeliharaan, membedakan umur, jenis kelamin, dan melakukan pewarnaan khusus.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Abidin Z. 2002. Penggemukan sapi potong. Agro Media Pustaka. Jakarta
Akoso BT. 2002. Kesehatan unggas. Kanisius. Yogyakarta.
Althnaian TA, Alkhodair KM, Albokhadaim IF, Abdelhay MA, Homeida AM, El Bahr SM. 2013. Histological and histochemical investigation on duodenum of dromedary camels (camelus dromedarius). Sci. Int. 1(6): 217-221.
Bello A, Danmaigoro A. 2019. Histomorphological observation of the small intestine of red sokoto goat. MOJ Anatomy Physiol. 6(3) 80-84
Dellman HD, Brown EM. 1987. Textbook of veterinary histology. 3rd Ed. Philadelphia: Lea & Febiger.
Deplancke B, Gaskins HR. 2001. Microbial modulation of innate defense: goblet cells and the intestinal mucus layer. Am. J. Clin. Nut. 73: 1131S-141S.
DGLS (Directorate Generale of Livestock). 2003. National report on animal genetic resources Indonesia. Directorate Generale of Livestock Services, Directorate of Livestock Breeding. Indonesia.
Eroschenko VP. 2015. Atlas histologi difiore dengan korelasi fungsional (diterjemahkan oleh Brahm U. Pendit). Edisi 12. EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
Firmansyah A, Masyitha D, Zainuddin, Fitriyani, Balqis U, Gani FA, Azhar. 2019. Histological study small intestine of Aceh Cattle. JIMVET. 3(4):189-196.
Greenwood B, Davison JS. 1987. The relationship between gastrointestinal motility and secretion. Am. J. Physiol. 252: G1–G7.
Hall JB. 2009. Nutrition and feeding of the cow-calf herd: digestive system of the cow. Virginian Polytechnik Institute And State University, Petersburg.
Igwebuike UM, Eze UU. 2010. Morphological characteristics of the small intestine of the african pied crow (corvus albus). Anim. Res. Int. 7(1): 1116-1120.
Jacob J, Pescatore T, Cantor A. 2011. Avian digestive system. Lexington (US): Cooperative Extention Service, University of Kentucky.
Janqueire LC, Carneiro J, Kelly RO. 2005. Histologi dasar. (Diterjemahkan oleh Jan Tambayong). Edisi 8. EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Jung C, Hugot JP, Barreau F. 2010. Peyer’s patches: the immune sensors of the intestine. Int. J. Inflam. 2010: 823710.
Kadam SD, Bhosale NS, Kapadnis PJ. 2007. Study of histoarchitecture of large intestinum in goat. Indian J. 41(3): 196-199.
King CE, Robinson MH. 1945. The nervous mechanisms of the muscularis mucosae. Am. J. Physiol. 143: 325–335.
Kiernan JA. 2015. Histological and histochemical methods: theory and practice. 5th.edition, Scion Publishing, Banbury –United King. Pp. 330-334.
Marshall WS, Grosell M. 2005. Ion transport, osmoregulation, and acidbase balance in the physiology of fishes. Taylor and Francis Group.
Purbowati E, Rianto E, Dilaga WS, Lestari CMS, Adiwinarti R. 2014. Bobot dan panjang saluran pencernaan sapi jawa dan sapi peranakan ongole di brebes. J. Pet. Indon. 16(1): 15-17.
Resti AP, Dian M, Zainuddin, Fitriani, Nazaruddin, Fadl A, Gani, Ummu B. 2019. Studi histologis usus besar sapi aceh. JIMVET. 3(2): 62-70.
Saputra DA, Maskur, Rozi T. 2019.Karakteristik morfometrik (ukuran linier dan lingkar tubuh) sapi Bali yang dipelihara secara semi intensif di kabupaten Sumbawa (Morphometric characteristics (linear size and body circle) of Bali cattle that are raised semiintensively in Sumbawa Regency) J. Ilmu Teknol. Pet. Indon. 5: 67-75.
Singh O, Roy KS, Sethi RS, Kumar A. 2012. Development of large intestine of buffalo. Indian J. Anim. 82(10): 1200-1202.
Soeharsono. 2010. Fisiologi ternak. Widya Padjadjaran, Bandung.
Suwiti NK, Setiasih NLE, Suastika IP, Piraksa IW, Susari NNW. 2010. Studi histologi usus besar sapi bali. Bul. Vet. Udayana. 2(2): 101-107.
Usman Y. 2013. Pemberian pakan serat sisa tanaman pertanian (jerami kacang tanah, jerami jagung, pucuk tebu) terhadap evolusi Ph, N-NH3 dan VFA di dalam rumen sapi. Agripet. 13(2): 53-58.
Varol C, Vallon-Eberhard A, Elinav E, Aychek T, Shapira Y, Luche H, Berdesir H, Jörg, Hardt WD, Shakhar G, Jung S. (2009). Subset sel dendritik lamina propria usus memiliki asal dan fungsi yang berbeda. Kekebalan. 31 (3): 502-512.
Diterbitkan
2023-03-01
##submission.howToCite##
KENCANA, Ngurah Arbi; SETIASIH, Ni Luh Eka; HERYANI, Luh Gde Sri Surya. Struktur Histologi dan Histomorfometri Sekum Sapi Bali pada Bagian Basis, Corpus Dan Apex. Buletin Veteriner Udayana, [S.l.], p. 211-221, mar. 2023. ISSN 2477-2712. Tersedia pada: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet/article/view/85013>. Tanggal Akses: 14 oct. 2025 doi: https://doi.org/10.24843/bulvet.2023.v15.i02.p08.
Bagian
Articles