Studi Kasus: Paraphimosis pada Anjing Campuran yang Telah Dikastrasi

  • Anak Agung Wisnu Kusuma Putra Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman, Denpasar, Bali
  • Stefanus Andre Gunawan Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman, Denpasar, Bali
  • I Gusti Agung Gde Putra Pemayun Laboratorium Bedah dan Radiologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman, Denpasar, Bali
##plugins.pubIds.doi.readerDisplayName## https://doi.org/10.24843/bulvet.2022.v14.i05.p09

Abstrak

Tujuan penulisan dari artikel ini adalah mengetahui keberhasilan penanganan kasus paraphimosis pada anjing. Penanganan kasus paraphimosis pada anjing kasus ini menggunakan metode operasi dengan melakukan insisi pada bagian ventral preputium dan mereposisi penis masuk ke rongga preputium. Anjing kasus merupakan anjing mix Kintamani berjenis kelamin jantan sudah di kastrasi berusia 14 tahun dengan berat badan 15,3 kg berwarna hitam dilaporkan penisnya keluar dan tidak bisa masuk kembali selama 2 hari. hewan tidak mau makan, minum serta tidak terlihat melakukan urinasi dan defekasi. Pemeriksaan fisik anjing terlihat tidak mau makan, minum, urinasi dan defekasi, terlihat disfungsi pada bagian kaki belakang yang dilaporkan oleh pemilik sudah terjadi dari anjing kecil. Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan klinis anjing di diagnosa paraphimosis. Pascaoperasi anjing diberikan antibiotik golongan Cephalosporin yaitu cefotaxime (dosis 20mg/kg berat badan, IV, q12h) selama 3 hari dan dilanjutkan pada hari ke – 4 sampai 6 cefixme (dosis 10mg/kg berat badan, PO, q12h), antiradang dexamethasone (dosis 0,01 mg/kg berat badan, IM, q24h) juga diberikan selama 5 hari pascaoperasi. Hari ke 7 anjing nampak baik dan normal hasil pascaoperasi menunjukan kesembuhan anjing baik.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Adeola BS, Enobong H. 2016. Surgical management of paraphimosis in dog: a case report. Glob. Vet. 16(1): 49 – 51.
Alfi N, Ferasyi TR, Rahmi E, Adam M, Nasution I, Ismail. 2015. Prevalensi perubahan perilaku anjing lokal (canis familiaris) jantan yang dikandangkan dengan prinsip kesejaheraan hewan selama 60 hari. J. Med. Vet. 9(2).
Anggraini OD, Komariah C, Prasetyo A. 2018. Efek ekstrak kulit mangga arumanis terhadap penurunan edema kaki mencit putih jantan yang diinduksi karagenin. E-J. Pustaka Kes. 6(2).
Erlangga ME, Sitanggang RH, Bisri T. 2015. Perbandingan pemberian deksametason 10mg dengan 15 mg intravena sebagai adjuvan analgetik terhadap skala nyeri pascabedah pada pasien yang dilakukan radikal mastektomi termodifikasi. J. Anestesi Perioperatif. 3(3): 146-54.
Espinel-Ruperez J, Martin-Rios MD, Salazar V, Baquero-Artigao MR, Ortiz-Diez G. 2019. Incidence of surgical site infection in dogs undergoind soft tissue surgery: risk factors and economic impact. Vet. Rec. Open. 6(1): e000233.
Iqbal A, Tripathi AK. 2011. Paraphimosis in a great dane dog - a case report. J. Adv. Vet. Res. 1: 26-27.
Kartika RW. 2015. Perawatan luka kronis dengan modern dressing. perawatan luka kronis dengan modern dressing. CDK-230. 42(7): 546–550.
Kokila S, Bharathidasan M, Ganesan A, Dharmaceelan S, Ninu AR, Vishnugurubaran D. 2019. Post coital paraphimosis in a chippiparai dog. Indian Vet. J. 96(10): 56-57.
Kumar A, Sangwan V, Mahajan SK, Singh ND, Singh K, Anand A, Saini NS. 2012. Transmissible veneral tumor induced paraphimosis in dogs. J. Adv.Vet. Res. 2: 48-49.
Kumaresan A, Prakash S, Selvaraju M, Ravikumar K, Sivaraman S. 2014. Congenital paraphimosis in a pup- a case report. Shanlax Int. J. Vet. Sci. 1(3).
Nev TO, Kisani AI, Wachida N. 2015. Paraphimosis in a 7 month old wether: a case report. Paripex-Indian J. Res. 4(9).
Nurani D, Keintjem F, Losu FN. 2015. Faktor-faktor yang berhubungan dengan proses penyembuhan luka Pos Sectio Caesaria. J. Imu Bidan. 3(1): 1-9.
Sarma BK, Devi R, Pallabi T, Das J, Kumar P, Boro, Anjan JN. 2019. Surgical correction of paraphimosis in bull: a case study. Int. J. Cur. Adv. Res. 8(1): 17108-17109.
Shahbaz K. 2017. Cephalosporins: pharmacology and chemistry. Pharm. Biol. Eval. 4(6): 234-238.
Tenaya IGRM, Agustina KK. 2022. Laporan kasus: ablasi kulit daerah metatarsal sinistra anjing lokal. Bul. Vet. Udayana. 14(4): 327-332.
Diterbitkan
2022-01-29
##submission.howToCite##
PUTRA, Anak Agung Wisnu Kusuma; GUNAWAN, Stefanus Andre; PEMAYUN, I Gusti Agung Gde Putra. Studi Kasus: Paraphimosis pada Anjing Campuran yang Telah Dikastrasi. Buletin Veteriner Udayana, [S.l.], p. 502-510, jan. 2022. ISSN 2477-2712. Tersedia pada: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet/article/view/69290>. Tanggal Akses: 14 oct. 2025 doi: https://doi.org/10.24843/bulvet.2022.v14.i05.p09.
Bagian
Articles