Respon Analgesia, Sedasi, dan Relaksasi Anestesi Ketamin dan Propofol dengan Premedikasi Xilasin pada Sapi Bali

  • Nur Liliana Putri Prihatiningsih Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana. Jl. PB. Sudirman, Denpasar, Bali
  • I Gusti Ngurah Sudisma Laboratorium Bedah dan Radiologi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana. Jl. PB. Sudirman, Denpasar, Bali
  • I Gusti Agung Gde Putra Pemayun Laboratorium Bedah dan Radiologi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana. Jl. PB. Sudirman, Denpasar, Bali
##plugins.pubIds.doi.readerDisplayName## https://doi.org/10.24843/bulvet.2022.v14.i05.p10

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons analgesia, sedasi dan relaksasi penggunaan premedikasi xilasin dengan anestesi ketamin, propofol dan kombinasinya pada sapi bali (Bos sondaicus). Sapi bali yang digunakan sebanyak 12 ekor yang dibagi ke dalam tiga kelompok perlakuan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga perlakuan yaitu kombinasi xilasin (0,1 mg) ketamin (2 mg), kombinasi xilasin (0,1 mg) propofol (3 mg), kombinasi xilasin (0,1 mg) ketamin (1 mg) dan propofol (1,5 mg). Hasil penelitian menunjukkan bahwa anestesi ketamin dan propofol dengan premedikasi xilasin pada sapi bali berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap respons analgesia, sedasi dan relaksasi. Waktu rata-rata terjadinya respons analgesia 2,5 menit-12,5 menit dengan durasi analgesia 5-17,5 menit. Untuk respons sedasi waktu rata-rata terjadinya 2,5-13,7 menit dengan durasi sedasi 5- 13,75 menit. Waktu respons untuk terjadinya relaksasi 5- 12,5 menit dengan durasi relaksasi 2,5 menit -23,75 menit. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kombinasi xilasin-ketamin-propofol lebih baik untuk anestesi sapi bali karena menghasilkan induksi yang lebih cepat dengan durasi yang lebih lama.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Adams RH. 2001. Veterinary Pharmacology and Therapeutics. 8th Ed. IOWA State University Press Ames.
Arai S, Yoshioka K, Suzuki C, Takahashi H, Itoh T, Nakano S. 2006. Development of a neurosurgical operating table for adult cattle and changes in intracranial pressure and blood pressure in adult cattleungergoing long-time isoflurance anesthesia. J. Vet. Med. Sci. 68(4): 337-343.
Dzikti TB, Chanaiwa S, Mponda O, Sigauke C, Dzikti LN. 2007. Comparison of quality of induction of anesthesia between intramusculary administered ketamin, intravenously administerd ketamin and intravenously administered propofol in xylazine premediated cats. J. South African Vet. Assoc. 78: 201-204.
Flecknell P. 2009. Laboratory animal anaesthesia. Third Edition. Newcastle-upon-Tye, UK.
Franks NP. 2008. General anesthesia: from molecular targets to neuronal athways of sleep and arousal. Nat. Rev. Neurosci. (9): 379-386.
Hakim A, Suryadi, Susilawati T, Nurgiartiningsih A. 2008. Pengembangan sistem manajemen breeding sapi bali. Sains Peternakan. 6(1): 9-17.
Henscel O, Keith E, Dipson, Bordey A, 2008. GABAA receptors, anesthetics and anticonvullsants in brain development. CNS Neurol. Disorders Drug Targets. 7: 211-224.
Gorda IW, Wardhita AAGJ. 2010. Perbandingan waktu induksi, durasi, dan pemulihan anestesi dengan penambahan premedikasi atropine-xylazin dan atropine-diazepam untuk anestesi umum ketamine pada burung merpati (Columba Livia). Bul. Vet. Udayana. 2(2): 93-100.
Katzung B. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakrta: Bagian Farmakologi Kedokteran Universitas Airlangga.
Kelly E, Ryan E. 2018. Bovine caesareans: alternative approaches to difficult cases. Vet. Ireland J. 10(8): 600-608.
Lee L. 2006. Anesthetic Monitoring. Veterinary Surgry, Veterinary Health Sciences. Oklahoma State University, Amerika Serikat.
McKelvey D, Hollingshead KW. 2003. Veterinary Anesthesia and Analgesia. 3thEd. United States of America: Mosby. Pp. 448.
Muchhalambe B, Dilipkumar D, Shivaprakash BV, Venkatgiri, Manjunath P. 2018. Clinical and phycological evaluation of midozolam- propofol and xylazine-propofol induction combination for isoflurane anathesia in cattle. Pharm. Innov. J. 7(8): 08-11.
Oka IGL. 2010. Conservation and genetic improvement of bali cattle. Proc. Conservation and Improvement of World Indigenous Cattle. Pp. 110-117.
Purwantara B, Noor RR, Andersson G, Rodriguez-Martinez H. 2012. Banteng and bali cattle in Indonesia: status and forecasts. Reprod. Dom. Anim. 47(Suppl. 1): 2-6.
Spandola F, Costa G, Interland C, Musico M. 2019. Hyaluronidase, with xylazine and ketamine reducing immobilization time in wild cattle (Bos taurus). Large Anim. Rev. 25: 159-161.
Sudisma IGN, Pemayun IGAGP, Warditha AAGJ, Gorda IW. 2016. Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi. Swasta Nulus, Denpasar. Pp. 117-132.
Stawicki SP. 2007. Common sedative agents. OPUS 12Scientist 1: 8-9.
Yudaniayanti I, Yusuf D, Setyono H, Arifin M, Tehupuring B, Tjitro H. 2012. Profil tekanan intra okuler penggunaan kombinasi ketamin-xilasin dan ketamin-midazolam pada kelinci. Vet. Med. J. 1(1): 33-38.
Diterbitkan
2022-01-29
##submission.howToCite##
PRIHATININGSIH, Nur Liliana Putri; SUDISMA, I Gusti Ngurah; PEMAYUN, I Gusti Agung Gde Putra. Respon Analgesia, Sedasi, dan Relaksasi Anestesi Ketamin dan Propofol dengan Premedikasi Xilasin pada Sapi Bali. Buletin Veteriner Udayana, [S.l.], p. 511-516, jan. 2022. ISSN 2477-2712. Tersedia pada: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet/article/view/58968>. Tanggal Akses: 09 may 2025 doi: https://doi.org/10.24843/bulvet.2022.v14.i05.p10.
Bagian
Articles