Prevalensi dan Identifikasi Protozoa Saluran Pencernaan pada Monyet Eekor Panjang di Pulau Nusa Penida
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan prevalensi protozoa yang menyerang saluran pencernaan pada monyet ekor panjang di pulau Nusa Penida. Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan menggunakan 50 sampel feses yang diambil dari 10 – 15 feses pada lokasi secara acak. Feses diperiksa menggunakan metode konsentrasi pengapungan dengan Seng Sulfat (ZnSO4) 33,1%. Pemeriksaan menggunakan mikroskop dengan pembesaran obyektif 40x dengan melihat morfologinya. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif meliputi jenis dan prevalensi protozoa saluran pencernaan pada monyet ekor panjang. Hasil penelitian menemukan terdapat sebanyak 40% infeksi protozoa saluran pencernaan pada monyet ekor panjang di Pulau Nusa Penida. Jenis protozoa yang menginfeksi terdiri dari Entamoeba sp. sebesar 40% dan Balantidium coli sebesar 32%. Perlu dilakukan upaya pencegahan penyebaran penyakit protozoa, melalui edukasi higiene dan sanitasi kepada masyarakat.
##plugins.generic.usageStats.downloads##
Referensi
Burgos-Rodriguez A. 2011. Zoonotic disease of primate. Vet. Clin. Exot. Anim. 14: 557-575.
Gupta S, Bharati P, Sinha KP, Shrivasta RK. 2017. Balantidium coli: Rare urinary pathogen or fecal contaminant in urin? Case study adn review. J. Dental Med. Sci. 16(3): 88-90.
Hadi I, Suryobroto B, Perwitasari FD. 2007. Food preference of semiprovisioned macaques based on feeding duration and foraging party size. Hayati J. Biosciences. 14(1): 13-17.
Joesoef JA, Sajuthi D, Wijaya A, Saban MUE. 2018. Keragaman endoparasit pada macaca fascicularis dan potensi zoonotiknya dengan cuaca berbeda di Kota Kupang. J. Vet. 19(4): 451-459.
Levecke B, Dorny P, Geurden T, Vercammen F, Vercruysse J. 2007. Gastrointestinal protozoa in non-human primates of four zoological gardens in Belgium. Vet. Parasitol. 148: 236–246.
Levine ND. 1990. Buku Pelajaran Parasitologi Veteriner. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Mahayuni NPK, Watiniasih NL, Yusup DS. 2018. Populasi dan perilaku kera ekor panjang (Macaca fascicularis) di Desa Pancasari Sukasada Buleleng Bali. J. Simbiosis. 6(1): 12-15.
Maryatun. 2008. Entamoeba histolytica: Parasit penyebab amebiasis usus dan hepar. J. Kedokteran Syiah Kuala. 8(1): 39-46.
Nugraha EY, Wandia IN, Soma IG. 2018. Variasi genetik populasi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Pulau Nusa Penida, Klungkung, Bali. J. Vet. 19(4): 531-538.
Rahmi E, Hanafiah M, Sutriana A, Hambal M., Wajidi F. 2010. Insidensi Nematoda Gastrointestinal dan Protozoa pada Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) Liar di Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Weh Sabang. J. Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan.13(6): 286-291.
Ridho H. 2011. Prevalensi Protozoa Saluran Pencernaan pada Monyet Ekor Panjang (Macaca Fascicularis) Melalui Pemeriksaan Feses di Kebun Binatang Surabaya. Skripsi Sarjana Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga
Rivera WL, Anthony J, Yason DL, Edric D, Adai V. 2009. Entamoeba histolytica and Entamoeba dispar infection in Captive Macaques (Macaca fascicularis) in the Philippines. Japan Monkey Centre and Springer.
Supriatna J, Wahyono EH, 2000. Panduan lapangan: Primata Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Toft JD, Eberhard ML. 2012. Nonhuman primates in biomedical research diseases 2nd Ed. Bennet BT, Abee CR, Tardif S, Morris T, editor. Kanada (US): Academic Press.
Yulfi H. 2006. Protozoa intestinalis. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Repository. Medan.