Pengukuran Folikel Ovarium dan Temperatur Vagina Sapi Bali yang Mengalami Silent
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sapi Bali dengan melakukan pengukuran folikel ovarium dan temperatur vagina pada sapi bali yang mengalami silent heat. Menggunakan 10 ekor sapi bali yang mempunyai estrus normal dan sapi bali yang mengalami silent heat.Sapi-sapi penelitian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok I sapi bali yang menunjukkan siklus normal dan kelompok II sapi bali yang mengalami silent heat, dengan masing-masing kelompok terdiri dari 5 kali ulangan. Selanjutnya semua sapi penelitian diukur tempetur vagina pada saat estrus dan 24 jam setelah estrus. Sedangkan folikel ovarium diukur pada saat estrus. Hasil peneltian menunjukkan bahwa rataan temperatur vagina sapi bali adalah 38,40 ± 0,130 C dan 38,04 ± 0,130 C masing-masing untuk sapi bali estrus dan sapi bali yang mengalami silent heat dan secara statistik menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05). Rataan diameter folikel bali adalah 10,60 ± 1,14 dan 7,32 ± 0,37 mm, masing-masing untuk sapi bali estrus dan sapi bali yang mengalami silent heat, dan secara statistik menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa temperatur vagina sapi bali dengan estrus normal lebih tinggi daripada sapi bali yang mengalami silent heat dan diameter folikel ovarium pada estrus normal lebih besar daripada diameter folikel ovarium sapi bali yang mengalami silent heat.
##plugins.generic.usageStats.downloads##
Referensi
Austin CR, Short RV.1990. The Ovary. Reproduction in mammals. 2ndEd. Cambridge University Press. Cambrige New York.
Bearden HJ, Fuquay J. 1992. Applied Animal Reproduction. Reston Publishing Company, Inc. A Prentice-Hall Company Reston, Virginia.
Fisher AD, Morton R, Dempsey JM, Henshall JM, Hill JR. 2008. Evaluation of a new approach for the estimation of the time of the LH surge in dairy cows using vaginal temperature and electrodeless conductivity measurements. Theriogenol. 70: 1065–1074.
Hafez ESE. 2000. Reproduction in Farm Animals. 7 th Ed. Lippincott William & Wilkins. A Wolter Kluwer Company.
Hovinen M, Silvonene J, Taponen S, Hanninen L, Pastell M, Aisla AM, Pyorala S. 2008. Detection clinical mastitis with the help of a thermal camera. J. Dairy Sci. 91: 4592-4598.
Indira PN, Kustono, Ismaya. 2014. The profil of vaginal temperature and cytology of vaginal smear in bali cattle during estrus cycle phase. J. Indonesian Trop. Anim. Agric. 39(3): 175-179.
Kyle BL, Kennedy AD, Small JA. 1998. Measurement of vaginal temperature by radioelementary for the prediction of estrus in beef cows. Theriogenol. 49: 1437-1449.
Laksmi DNDI, Trilaksana IGNB, Darmanta RJ, Darwan M, Bebas IW, Agustina KK. 2019. Correlation between body condition score and hormone level of Bali cattle with
postpartum anestrus. Indian J. Anim. Res. 53(12): 1599-1603.
López-Gatius F, Santolaria P, Mundet I, Yániz JL. 2005. Walking activity at estrus and subsequent fertility in dairy cows. Theriogenol. 63: 1419–1429.
McDonald, L.E., 2000. Veterinary Endocrinology and Reproduction. 3rd Ed. Bailliere Tindall, London.
McMillan KL. 2010. Recent advances in the synchronization of estrus and ovulation in dairy cows. J Reprod. 56(Suppl): S42–S47.
Sakatani M, Balboula AZ, Yamanaka K, Takahashi M. 2012. Effect of summer heat environment on body temperature, estrous cycles and blood antioxidant levels in Japanese Black cow. Anim Sci J. 83: 394–402.
Sakatani M, Takahashi M, Takenouchin N. 2016. The efficiency of vaginal temperature measurement for detection of estrus in Japanese Black cows. J. Reprod. Dev. 62(2): 201-207.
Vickers LA, Burfeind O, von Keyserlingk MAG, Veira DM, Weary DM, Heuwieser W. 2010. Technical note: Comparison of rectal and vaginal temperatures in lactating dairy cows. J Dairy Sci. 93: 5246–5251.