Gambaran Darah Anjing Yang Diinjeksi Xilasin-Ketamin Secara Subkutan
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh injeksi berulang xilasin-ketamin melalui sub kutan terhadap total eritrosit, kadar hemoglobin dan hematokrit anjing lokal. Sebanyak 24 ekor anjing lokal umur 1-2 tahun berat badan 10-15 kg sebagai hewan coba. Anjing dikelompokkan menjadi tiga. Kelompok pertama sebagai kontrol, sedangkan kelompok kedua diinjeksi kombinasi xilasin-ketamin dengan dosis dua dan 10 mg/kg bb dan kelompok ketiga diinjeksi dengan dosis xilasin (2 mg/kg bb) dan ketamin dosis (10 mg/kg bb) secara sub kutan. Darah diambil sebelum anestesi dan sesudah masa pemulihan anestesi melalui vena femoralis. Pemeriksaan eritrosit dengan Neubauer, pemeriksaan kadar hemoglobin dengan metode Sahli dan pemeriksaan hematokrit dengan metode Microhematocrit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi perbedaan yang nyata terhadap total eritrosit, kadar hemoglobin dan hematokrit pada perlakuan injeksi berulang xilasin-ketamin yang dikombinasi ataupun dipisah dengan kelompok kontrol. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa injeksi berulang xilasin-ketamin dengan dosis xilasin (2 mg/kg bb) dan ketamin (10 mg/kg bb) spesifikasinya aman terhadap total eritrosit, kadar hemoglobin dan hematokrit dan baik digunakan sebagai anestesi pada anjing.
##plugins.generic.usageStats.downloads##
Referensi
Aitkisan RS, Rushman GB. 1993. Synopsis of anesthesia, The Iowa State University Press, James Lowa, USA.
Aji D. 2000. Perbandingan efek anestesi nembutal dan kombinasi xylazin-nembutal, terhadap kadar glutation reduktase pada anjing. J Sain Vet, 17(2): 18-23.
Benson GJ, Thurmon JC, Tranquilli WJ, Smith CW. 1985. Cardiopulmonary effects of an intravenous infusion of ouaifenesin, ketamine and xylazine in dogs. Am J Vet Res, 49: 1896-1898.
Chauhan A, Pandey SK. 2006: Haemato-biochemical effects of epidural fentanyl-ketamine combinations in dogs. J Bombay Vet College, 14(1-2): 96-99.
Clarke KW and Hall LW. 1990. A Survey of anaesthesia in small animal practice. J Ass Vet Anaesthesia, 17: 4-10
Coles MM. 1980. Veterinary clinical phatology. 3rd ED. WB Sounders Company Philadelphia London. Toronto.
Cunningham, JG. 1992. Veterinary physiology. WB Saunders Company, Philadelphia.
Ganong WF. 1995. Buku ajar fisiologi kedokteran. Alih Bahasa Petrus Adrianto. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Haskins SC, Patz JD, Farver TB. 1986. Xylazine and xylazine-ketamine in dogs. Am J Vet Res, 47: 636- 641.
Ismail ZB, Jawasreh K, and Al-Majali A. 2010. Effects of xylazine–ketamine–diazepam anesthesia on Blood cell counts and plasma biochemical values in sheep and goats. Comp Clin Pathol, 19: 571-574.
Haskins SC, Patz JD, Farver TB. 1986. Xylazine and xylazine-ketamine in dogs. Am J Vet Res, 47(3): 636-41.
Jones LM, Booth NH, Mc.Donald. 1997. Veterinary Pharmacology and Therapeutics. Oxford and IBH Pub. Co. New Delhi.
Karabagli M, Ozer K, Sahin I. 2014. The effects of xylazine-ketamine anesthesia on intraocular pressure in dogs. J Fac Vet Med Istanbul Univ. 40(2): 260-263.
Kilic N. 2008. Cardiopulmonary, biochemical, and haematological changes after detomidinemidazolam-ketamine anaesthesia in calves. Bull Vet Inst Pulawy, 52: 453-456
Reitkerk FE, Delima EC. 1994. Clinical and hematological changes in gazelles during xylazine/ketamine anasthesia and following reserval with RX-8210002A. Vet Rec, 134: 354-355.
Sardjana IKW, Kusumawati D. 2004. Anestesi Veteriner. 1st Ed. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Setiawan B, Sudarminto, Hartiningsih. 2010. Perbandingan kadar elektrolit serum pascaenterektomi ekstensif 75 % pada anjing yang diterapi dengan laktoferin. J Vet, 11(2): 74-80.
Siswandono, Soekardjo. 1995. Kimia medisina. Airlangga University Press, Surabaya.
Walter HH. 1985. Xylazin-pentobarbital anasthesia in dog and its antagonism yohimbin. Am J Vet Ress, 852-855.
Smith G, Aitkenheard AR. 1996. Text Book of Anestesia. Iowa States University Press. Ameus Iowa. USA.
Yudaniayanti IS, Yusuf D, Setyono H, Arifin MZ, Tehupuring BC, Tijitro H. 2012. Profil tekanan intraokuler penggunaan kombinasi ketamin-xylazin dan ketamin midazolam pada kelinci. J Klin Vet, 1(1): 33-38.