Komunikasi Singkat: Jenis temu-temuan yang dijual di Pasar Badung, manfaat, serta anatominya
Abstract
Telah dilakukan penelitian tentang temu-temuan atau bebungkilan yang dilakukan di Pasar Badung, dengan metode penelitian elalui metode wawancara. Berdasarkanr teknik penelitian wawancara dengan 5 pedagang temu-temuan, telah ditemukan 10 temu-temuan. Adapunn jenis temu-temuan yang telah ditemukan tersebut yakni: temu kunci, temu lawak, temu ireng, lengkuas, kencur, jangu, kunyit, bangle, jahe merah, temu tis. Secara morfologi, sertiap temu memiliki ciri khas masing-masing, sedangkan pada anatominya tampak sek sekretori yang tersebar acak. Adapun manfaat dari temu-temuan tersebut adalah sebagian sebagai obat dan sebagian bumbu dapur. Bebungkilan khusunya di Bali yang sering digunakan sebagai bumbu genep adalah kunyit, kencur, jahe dan lengkuas. Adapun temu-temuan yang lain seperti, temu ireng, temu kunci, temulawak, bangle selain kunyit, kencur, jahe, lengkuas berkhasiat obat. Manfaat dari temu-temuan tersebut bagi kesehatan, mulai dari mengatasi infeksi saluran pencernaan, penyakit kulit, menyembuhkan luka, antioksidan, antikanker, menyembuhkan penyakit maag, menunda penuaan dini, menurunkan kadar kolestrol jahat, batuk dan asma, gangguan menstruasi, dispepsia, penghangat tubuh, bengkak bisul, mencegah penyakit kanker, meredakan kejang, dan masih banyak lagi.
Downloads
References
Bakkali F, Averbeck D, Idaomar M. 2008. Biological effects of essential oils - A review. Food Chem Toxicol. 46: 446-475.
Cahyadi A, Hartati R, Wirasutisna K, Elfahmi. 2014. Boesenbergia pandurata Roxb., An Indonesian Medicinal Plant: Phytochemistry, Biological Activity, Plant Biotechnology. Procedia Chemistry 13: 13-37.
de Guzman C, Siemeonsma. 1999. Plant Resources of South-East Asia. Leiden: Backhuys Publisher.
Harmono, Andoko A. 2005. Budidaya dan Peluang Bisnis Jahe. Penerbit Agromedia Pustaka.
Huang M, Lysz T, Ferraro T, Abidi T, Laskin J, Conney A. 1991. Inhibitory effects of curcumin on in vitro lipoxygenase and cyclooxygenase activities in mouse epidermis. Cancer Res. 51(3): 813-819.
Isnandar M. 2010. 1001 Kumpulan Ramuan Obat Tradisional Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Nursini NW, Antara NS, Dauh IB. 201). Pengaruh ekstrak jangu (Accorus calamus L.) terhadap pertumbuhan Escherichia coli dan Vibrio cholera. Jurval Virgin 1(1): 13.
Rachman F. 2008. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Tunggal dan Kombinasinya dari Tanaman Curcuma spp. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia 6(2): 69-74.
Ramprasad C, Sisri M. 1956. Indian Medical Plants:Curcuma longa-In Vitro Antibacterial Activity of Curcumin and Essentila Oils. J. Sci. Ind. Res. 150: 239.
Rukmana R. 1994. Kunyit. Yogyakarta: Kanisius.
Sumardi M. 1992. Antioksidan Rempah-Rempah Indonesia. Disertasi. IPB.
Sweetymol J, Thomas D. (2014). Compharative phytochemical and antibacterial studies of two indigenous medicinal plant. Int. J. Green Pharm. 8: 65-71.
Widjaja S. 1997. Antioksidan: Pertahanan Tubuh Terhadap Efek Oksidan Dan Radikal Bebas. Majalah Ilmu Fakultas Kedokteran Usakti 16: 72.
Winarti, Christina, Nurdjanah. 2005. Peluang Tanaman Rempah Dan Obat Sebagai Sumber Pangan Fungsional. Jurnal Litbang Pertanian 24.