Kinerja Kotak Pendingin (Cooler Box) Berpendingin TEC1-12715 Pada Beberapa Beban Pendinginan
Abstract
Abstrak
Kotak pendingin adalah perangkat yang digunakan untuk menyimpan dan menjaga bahan tetap dingin dan segar. Salah satu upaya pengembangan sumber pendingin untuk kotak pendingin adalah dengan menggunakan modul termoelektrik TEC1-12715 yang memanfaatkan efek Peltier. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suhu yang dicapai dalam kotak pendingin dengan menggunakan TEC1-12715 sebagai alat pendingin. Kotak pendingin dijalankan tanpa dan dengan beban pendinginan (botol berisi air dengan volume masing-masing 600 ml). Data beban pendinginan dan koefisien kinerja (coefficient of performance/COP) ditampilkan dalam bentuk grafik hasil pengamatan tiap 6 menit. Semua data yang telah dianalisis secara deskriptif ditampilkan dalam bentuk gambar dan tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu kotak pendingin tanpa beban menurun seiring dengan bertambahnya waktu pendinginan dan suhu yang dicapai rata-rata sebesar 17,08°C. Suhu rata-rata air dalam kotak pendingin yang berisi 2, 4, dan 6 botol aqua berturut-turut adalah 21,56°C, 23,08°C, dan 24,74°C. Peningkatan beban pendinginan akan meningkatkan daya input ke dalam kotak pendingin dan menurunkan nilai COP sistem pendingin.
Abstract
A cooler box is a device used to store and keep ingredients cool and fresh. One of the efforts to develop a cooling source for made cooler boxes is to use a thermoelectric module TEC1-12715 that utilizes the Peltier effect. This study aims to determine the temperature reached in the cooler using TEC1-12715 as a cooling device. The cooler box load without and with a cooling load (bottles filled with water with a volume of 600 ml each). The cooling load data and the coefficient of performance (COP) are displayed in a graph of observations every 6 minutes. All the analyzed data showed in the pictures and tables. The results showed that the cooler box temperature without load decreased by the increasing cooling time. The average temperature achieved was 17.08°C. The average water temperature in the cooler containing 2, 4, and 6 bottles of aqua was 21.56°C, 23.08°C, and 24.74°C, respectively. An increase in cooling load will increase the input power into the cooler box and lower the COP value of the cooling system.
Downloads
References
Ashari, Y., Widjonarko dan B. Rudiyanto. 2020. Rancang bangun cool case portabel menggunakan modul TEC1-12710. NCIET 1:B99-B110.
Aziz, A., R.I. Mainil, A.K. Mainil, Syafri dan M.F. Syukrillah. 2017. Design of portable beverage cooler using one stage thermoelectric cooler (TEC) module. Aceh Int. J. Technol. 7(1):29-36.
Delly, J., M. Hasbi, dan I.F. Alkhoiron. 2016. Studi penggunaan modul thermoelektrik sebagai sistempendingin portable. ENTHALPHY 1(1): 50-55.
Gultom, N.R., R.I. Mainil dan A. Aziz. 2016. Pengujian mesin pendingin minuman protable kapasitas 4,7 liter dengan modul termoelektris menggunakan aluminium dan tanpa aluminium. Jom Fteknik 3(2):1-4.
Irwanda, F.A. dan A. Martin. 2019. Perancangan dan pembuatan blood cool box menggunakan termoelectric peltier pada beban pendingin 1 liter. Jom FTEKNIK 6(2): 1-5.
Mainil, A.K., A. Aziz dan M. Akmal. 2018. Portable thermoelectric cooler box performance with variation of input power and cooling load. Aceh Int. J. Technol. 7(2):85-92.
Mainil, R.I., A. Aziz, dan A. Kurniawan. 2015. Penggunaan modul thermoelectric sebagai elemen pendingin box cooler. Seminar Nasional XIV, Bandung: 1-2 Desember 2015. Hal. 44-49.
Mirmanto, M., I.B. Alit, dan Y. Anggani. 2019. Unjuk kerja kotakpendingin peltier dengan unit pembuang panas heat sink fin-fan dan single fan heat pipe. Rekayasa Mesin 10(1): 1-8.
Mirmanto, R. Sutanto dan D.K. Putra. 2018. Unjuk kerja kotak pendingin termoelektrik dengan variasi laju aliran massa air pendingin. J. Teknik Mesin. 7(1):44-49.
Rizal, M., N. Ilminnafik, dan D. Listyadi. 2013. Pengaruh beban pendingin terhadap prestasi kerja mesin pendingin dengan refrigerant R12 dan LPG. Jurnal Rotor 6(1).
Safitra, A.G. dan A.B.K. Putra. 2013. Studi variasi beban pendinginan di evaporator low stage sistem refrigerasi cascade menggunakan heat exchanger tipe concentric tube dengan fluida kerja refrigeran musicool-22 di high stage dan r-404a di low stage. Jurnal Teknik POMITS 2(1): B95-B100.
Setyawan, D.L., E. Widodo dan R. Hasby. 2016. Analisis variasi media pendingin kondensor terhadap rasio pelepasan kalor dan coefisien of performance (cop) pada mesin pendingin. Jurnal Rotor 2: 18-22.
Syahrizal, I., S. Panjaitan dan Yandri. 2013. Analisis konsumsi energi listrik pada sistem pengkondisian udara berdasarkan variasi kondisi ruangan (studi kasus di politeknik terpikat sambas). Jurnal Elkha 5(1): 14-20.
Syukrillah, M.F., R.I. Mainil, dan A. Aziz. 2016. Pengujian mesin pendingin minuman portable menggunakan port usb dan adaptor sebagai daya input. Jom FTEKNIK 3(2): 1-5.