Analisis Rasio Prestasi Manajemen Irigasi pada Distribusi Air di Subak Kabupaten Tabanan
Abstract
Sistem subak adalah merupakan salah satu bentuk sistem irigasi yang mampu mengakomodasikan dinamika sistem sosio-teknis masyarakat setempat. Air irigasi dikelola dengan prinsip-prinsip keadilan, keterbukaan, harmoni dan kebersamaan, melalui suatu organisasi yang fleksibel yang sesuai dengan kepentingan masyarakat. Sistem irigasi erat kaitannya tentang pendistribusian air irigasi pada subak yang berdasarkan luas lahan. Salah satu aspek yang akan dinilai dalam sistem irigasi adalah Rasio Prestasi Manajemen (RPM) irigasi Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui klasifikasi RPM di suatu subak dengan pemberian skor pada masing-masing klasifikasi RPM. Perolehan data sekunder dilakukan dengan metode survey, pengamatan secara langsung dan pengukuran. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis menggunakan metode Rasio Prestasi Manajemen (RPM) Irigasi. RPM irigasi setiap subak dinilai dengan menggunakan empat rentang nilai yaitu Baik bila 0.75 < RPM <1.25, Cukup bila 0.60 < RPM < 0.75 atau 1.25 < RPM < 1.40, Kurang 0.40 < RPM< 0.60 atau 1.40 <RPM<1.60 dan Sangat kurang bila RPM < 0.40 atau RPM >1.60 Hasil metode analisis rasio prestasi manajemen irigasi pada distribusi air di subak diperoleh RPM daerah hulu yaitu Pama Palian, Aya I dan Aya II memiliki RPM yang Baik yaitu rata-rata 100%. Ketersediaan air yang begitu melimpah karena subak daerah hulu, subak yang pertama kali mengambil air di daerah irigasi. Dan yang paling penting adalah sistim pengaturan pemberian air yang sudah optimal. Untuk subak daerah tengah RPM sedikit berbeda dengan di daerah hulu. Rata-rata RPM daerah irigasi tengah yang mempunyai kreteria Cukup yaitu sebesar 15,5% sedangkan Baik 84,5%. Untuk daerah irigasi tengah yang memiliki kriteria RPM cukup dengan nilai 15,5% disebabkan oleh pendistribusian air tidak seoptimal seperti daerah irigasi hulu. Untuk Subak daerah irigasi hilir rata-rata RPM secara keseluruhan yaitu 100% baik, ini disebabkan karena pembagian pendistribusian air daerah irigasi hilir sudah optimal sesuai dengan luas lahan.
Subak system is one form of irrigation system that is able to accommodate the dynamics of the socio-technical system of the local community. Irrigation water is managed with the principles of justice, openness, harmony and togetherness, through a flexible organization that is in accordance with the interests of the community. Irrigation systems are closely related to the distribution of irrigation water in subaks based on land area. One aspect that will be assessed in an irrigation system is the Irrigation Management Achievement Ratio (RPM). The purpose of this study is to determine the RPM classification in a subak by scoring in each RPM classification. Secondary data acquisition is done by survey method, direct observation and measurement. The collected data will then be analyzed using the Irrigation Management Achievement Ratio (RPM) method. Irrigation RPM for each subak is assessed using four ranges of values, namely Good if 0.75 <RPM <1.25, Enough if 0.60 <RPM <0.75 or 1.25 <RPM <1.40, Less 0.40 <RPM <0.60 or 1.40 <RPM <1.60 and Very less if RPM <0.40 or RPM> 1.60 The results of the analysis method of irrigation management achievement ratio in the distribution of water in the subak obtained by the upstream area RPM namely Pama Palian, Aya I and Aya II have a good RPM that is an average of 100%. The availability of water is so abundant due to the upstream subak, the first subak to take water in an irrigation area. And the most important thing is the optimal water supply management system. For the subak area the RPM is slightly different from the upstream area. The average RPM of the central irrigation area that has sufficient criteria is 15.5% while 84.5% is good. For the central irrigation area which has sufficient RPM criteria with a value of 15.5% caused by the distribution of water is not as optimal as the upstream irrigation area. For Subak downstream irrigation areas the overall average RPM is 100% good, this is because the distribution of downstream irrigation water distribution is optimal according to the area of ??land.
Downloads
References
Ciherang, D., & Tanga, M. Analisis Efisiensi Pemberian Air Di Jaringan Irigasi Pada Saluran Sekunder
Farhan, A. (2012). Kinerja Pendistribusian Air Irigasi Pada Lokasi Hulu, Tengah Dan Hilir.Universitas Syah Kuala Banda Aceh.
Heryani, N., Balitklimat, B. B. S. D. L. P., Balitbangtan, K., Kartiwa, B., Balitklimat, B., Hamdani, A., ... dan Balitklimat, B. (2017). Analisis Ketersediaan Dan Kebutuhan Air Irigasi Pada Lahan Sawah: Studi Kasus Di Provinsi Sulawesi Selatan.
Maksum, I. R. (2010). Desentralisasi Dalam Pengelolaan Air Irigasi Tersier (Suatu Studi Dengan Kerangka Konsep Desentralisasi Teritorial dan Fungsional Di Kabupaten Dan Kota Tegal, Jawa Tengah, Di Kabupaten Jembrana, Bali, Dan Di Hulu Langat, Selangor, Malaysia). Hubs-Asia, 10(1).Kalsim, D. (2006). Kebutuhan Air Irigasi [Diktat Matakuliah Irigasi Dan Draninase. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Monica S. 2013. Analisis Kebutuhan Air Irigasi Pada Daerah Irigasi Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan. Arsip Laporan Tugas Akhir Perpustakaan Jurusan Teknik Sipil Universitas Sriwijaya.
Priyonugroho, A. (2014). Analisis Kebutuhan Air Irigasi (Studi Kasus Pada Daerah Irigasi Sungai Air Keban Daerah Kabupaten Empat Lawang). Journal Of Civil And Environmental Engineering, 2(3).Purwanto, dan Jazaul, I. (2013). Analisis Kebutuhan Air Irigasi Pada Daerah Irigasi Bendung Mrican1, I(1), 1–10.
Riyono, K. (2012). Pengelolaan Pembelajaran IPS Di SDN Jombang UPT P dan K Ngombol Kabupaten Purworejo (Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Saragih, H. (2009). Efisiensi Penyaluran Air Irigasi Di Kawasan Sungai Ular Daerah Irigasi Bendang Kabupaten Serdang Bedagai. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatra Utara. Medan.
Sukertayasa, I. P., dan Wijaya, I. M. A. S. Analisis Efisiensi Penggunaan Air Irigasi Pada Subak Agung Yeh Sungi. Jurnal BETA (Biosistem Dan Teknik Pertanian), 5(1), 45-50.
Sutawan, N. (2008). Organisasi Dan Manajemen Subak Di Bali. Pustaka Bali Post.
Takeda, K., dan Sosrodarsono, S. (2003). Hidrologi Untuk Pengairan. Editor Sosrodarsono, S. PT Pradnya Paramita: Jakarta.
Windia, W., Pusposutardjo, S., Sutawan, N., Sudira, P., & Arif, S. S. (2005). Sistem Irigasi Subak Dengan Landasan Tri Hita Karana (THK) Sebagai Teknologi Sepadan Dalam Pertanian Beririgasi. SOCA (Socio-Economic Of Agriculturre And Agribusiness).
Windia, W., Pusposutardjo, S., Sutawan, N., Sudira, P., dan Arif, S. S. (2006). Transformasi Sistem Irigasi Subak Yang Berlandaskan Konsep TRI Hita Karana. SOCA (Socio-Economic Of Agriculturre And Agribusiness).
Windia, I. W., Sudarta, W., & Astiti, N. W. S. (2015). Sistem Subak Di Bali: Kajian Sosiologis. Udayana University Press.