EFEKTIVITAS EKSTRAKS ETIL ASETAT DAN ETANOL DAUN BELUNTAS (Pluchea indica Linn) SEBAGAI INSEKTISIDA ALAMI DENGAN BIOINDIKATOR ULAT HONGKONG (Tenebrio molitor)
Abstrak
Penggunaan insektisida sintetis secara berlebihan dapat memberikan banyak pengaruh negatif, seperti resistensi
hama, pencemaran lingkungan, kerusakan ekosistem, dan risiko kesehatan bagi manusia. Maka dari itu, dibutuhkan
insektisida alami yang aman dan ramah lingkungan. Salah satu solusi potensial adalah pemanfaatan senyawa
bioaktif dari tanaman seperti daun beluntas (Pluchea indica), yang terdiri dari flavonoid, tanin, minyak atsiri, asam
klorogenik, natrium, kalium, magnesium, dan fosfor. Sementara itu, akarnya juga berisi flavonoid dan tanin.
Senyawa-senyawa ini termasuk kelompok metabolit sekunder yang berpotensi sebagai bahan aktif insektisida alami.. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis efektifitas ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol sebagai
insektisida alami dengan bioindikator ulat hongkong dan uji skrining fitokimia pada kedua ekstrak tersebut.
Pengujian insektisida diterapkan dengan 2 metode, yakni metode racun kontak dan metode metode residu.
Pengujian diterapkan terhadap 20 ekor ulat hongkong dengan 3 kali pengulangan untuk setiap perlakukan. Waktu
pengamatan selama 5, 10 dan 15 menit. Kontrol (+) digunakan abacel 18 dan kontrol (-)tween 80. Hasil penelitian
menunjukkan metode racun kontak lebih efektif daripada metode residu dalam membunuh ulat hongkong dan
ekstrak methanol lebih efektif dibanding dengan ekstrak etil asetat, hal tersebut dikarenakan kandungan metabolit
sekunder pada ekstrak methanol lebih banyak yaitu mengandung flavanoid, alkaloid, saponin dan tannin,
sedangkan pada ekstrak etil asetat hanya mengandung flavonoid.
##plugins.generic.usageStats.downloads##
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License