PREVALENSI ANTIBODI IgM ANTI-SALMONELLA PADA PENDERITA DIDUGA DEMAM TIFOID DI RUMAH SAKIT PURI BUNDA, DENPASAR BULAN APRIL – OKTOBER 2014

  • Zulaikha Binti Osman Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
  • Ni Kadek Mulyantari Bagian SMF Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Abstract

Demam tifoid adalah penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella enteric serotype typhi, paratyphi A dan B. Kedua jenis paratyphi Salmonella masih dapat ditemukan secara luas di banyak negara berkembang terutama di daerah tropis dan subtropis, yang kini mulai berkembang di seluruh Bali yaitu sebuah objek wisata yang terkenal. Demam tifoid telah menjadi masalah kesehatan masyarakat karena presentasi klinis yang dapat disalah pahami dengan penyakit atau infeksi lain. Demam tifoid juga bisa menyebabkan berbagai komplikasi yang membuatnya menjadi kondisi yang sangat serius yang telah menjadi beban global. Prevalensi S.typhi terdeteksi pada peserta demam tertinggi di Indonesia. Penelitian telah dilakukan dengan menggunakan rencana cross-sectional, yang menggunakan data sekunder yang diambil di Laboratorium Patologi Klinik di Rumah Sakit Puri Bunda. Hasil laboratorium tes serologi ini diambil oleh pasien yang diduga demam tifoid di Rumah Sakit Puri Bunda. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan dari Agustus 2014 hingga Oktober 2014, dan data dibagi menjadi kelompok usia, jenis kelamin, dan skor tes. Di antara 116 sampel yang dikumpulkan, jumlah tertinggi penderita adalah kelompok usia 2-20 tahun, yang 82 sampel. Kelompok usia ini juga mencatat jumlah tertinggi penderita mencetak skor uji ? 2, yang menunjukkan hasil negatif, dengan 47 sampel (63,5%). 23 sampel berasal dari kelompok usia 0-1 tahun (31,1%), 3 dari mereka milik 21-40 tahun kelompok usia tua (4,1%) dan 1,4% untuk kelompok usia> 40 tahun, terdeteksi dengan skor uji ? 2. Hasil tes batas skor 3 menunjukkan jumlah tertinggi sampel yang tercatat adalah 11 (84,6%) yang termasuk kelompok usia 2-20 tahun. 15,4% dari sampel milik kelompok usia 0-1 tahun dan tidak skor 3 untuk kelompok usia 21-40 dan> 40 tahun. Kelompok umur berusia 2-20 tahun tercatat 23 sampel (79,3%) untuk lemah positif demam tifoid (skor 4), kelompok umur 0-1 tahun dengan 6 sampel (20,7%), 3 sampel (2,6%) dan 1 sampel (0,9%) dari kelompok usia 21-40 tahun dan> 40 tahun masing-masing tua. Untuk skor ? 2, laki-laki memiliki beberapa nomor, 46 (55,4%) dibandingkan perempuan dengan 37 (44,6%). Pria dan wanita memiliki persentase yang sama dari sampel yang dikumpulkan dengan tes skor 3 di batas. Untuk tes skor 4, lemah positif, ada 13 laki-laki (48,1%) dan 14 perempuan (51,9%) yang tercatat. Hal ini menyimpulkan bahwa kelompok usia 2-20 tahun memiliki lazim tertinggi demam tifoid, sedangkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita memiliki prevalensi positif terhadap demam tifoid. Ada kebutuhan untuk penelitian yang akan dilanjutkan untuk jangka waktu yang lebih lama untuk memahami lebih baik tentang dinamika dan data distribusi demam tifoid di setiap bulan selama satu tahun.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Zulaikha Binti Osman, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Ni Kadek Mulyantari, Bagian SMF Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Bagian SMF Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Published
2016-09-20
How to Cite
BINTI OSMAN, Zulaikha; MULYANTARI, Ni Kadek. PREVALENSI ANTIBODI IgM ANTI-SALMONELLA PADA PENDERITA DIDUGA DEMAM TIFOID DI RUMAH SAKIT PURI BUNDA, DENPASAR BULAN APRIL – OKTOBER 2014. E-Jurnal Medika Udayana, [S.l.], v. 5, n. 9, sep. 2016. ISSN 2303-1395. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/23647>. Date accessed: 26 apr. 2024.

Keywords

Demam tifoid; IgM; Salmonella typhi; Usia; Jenis Kelamin; Skor Tes