POLA PEMBERIAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN ISPA BAGIAN ATAS DI PUSKESMAS SUKASADA II PADA BULAN MEI – JUNI 2014
Abstract
ISPA merupakan penyakit yang umum dan global di masyarakat. Pada pusat layanan primer seperti di Puskesmas Sukasada II, angka kunjungan pasien ISPA tercatat sebanyak 3,091 pasien pada tahun 2013 dan tercatat sebanyak 1,452 pasien di periode Januari - Juni 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pemberian kortikosteroid pada pasien ISPA bagian atas dan indikasi pemberiannya. Kriteria pasien dalam penelitian adalah pasien rawat jalan yang terdiagnosis ISPA bagian atas yang tercatat di Puskesmas Sukasada II pada Mei – Juni 2014. Penelitian menggunakan metode studi deskriprif cross-sectional menggunakan pengumpulan data sekunder yang berasal dari register dan rekam medis pasien ISPA bagian atas yang berobat di Puskesmas Sukasada II. Karakteristik berdasarkan umur pasien ISPA di Puskesmas Sukasada II adalah balita (46,5%). Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi tertinggi terdapat pada jenis kelamin laki-laki (52,8%) dan berdasarkan letak desa, tertinggi di Desa Pancasari (54,2%). Berdasarkan tanda dan gejala keluhan demam (21,4%), batuk (20,4%), pilek (14,8%), bersin (14,8%), sekret hidung (14,8%), sakit tenggorok (7,1%), dan sakit kepala (6,7%). Diagnosis ISPA bagian atas dibagi menjadi sinusitis (8,3%), common cold (11,1%), rinitis (13,9%), tonsilitis (25,0%), dan faringitis (41,7%). Pemberian kortikosteroid pada pasien ISPA mencapai 27,1% dengan kortikosteroid yang digunakan adalah prednison (15,3%) dan deksametason (11,8%). Pemberian kortikosteroid berdasarkan gejala dan tanda klinis pada pasien ISPA sudah sesuai berdasarkan penelitian yang telah dilakukan akan tetapi belum ada pedoman indikasi pemberian kortikosteroid yang pasti pada pasien ISPA. Pemberian kortikosteroid pada pasien ISPA berdasarkan diagnosis meliputi, tonsillitis (41,6%), faringitis (26,7%), rinitis (25%), common cold (18,9%), dan sinusitis (0%). Pemberian kortikosteroid pada pasien infeksi, termasuk ISPA adalah kontraindikasi kecuali pada pasien sepsis bakteri gram negatif dan membantu mengurangi kerusakan jaringan akibat inflamasi yang berlebihan di bawah pengawasan ketat. Pemberian kortikosteroid pada pasien anak-anak dengan common cold dapat memperburuk gejala.