Angka Lempeng Total Bakteri pada Retikulum Omasum dan Abomasum Sapi Bali Berdasarkan Letak Geografis
Abstrak
Sapi bali merupakan salah satu plasma nutfah asli Indonesia sebagai penghasil daging kualitas terbaik dibandingkan sapi lokal lain sehingga penting untuk terus ditingkatkan produksinya. Salah satu usaha dalam peningkatan produksi sapi bali yaitu dengan mengetahui jumlah bakteri sebagai indikator yang berpengaruh pada proses pencernaan pakan pada geografis yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ALTB pada retikulum, omasum, dan abomasum pada sapi bali berdasarkan letak geografis serta untuk mengetahui perbedaan ALTB pada retikulum, omasum, dan abomasum sapi bali pada dataran rendah dan dataran tinggi. Pengambilan sampel berupa isi retikulum, omasum, dan abomasum sapi bali dilakukan di rumah pemotongan hewan. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 32 sampel. Metode yang digunakan adalah penanaman bakteri pada media Nutrient Agar (NA) dengan metode tuang. Data yang diperoleh ditabulasikan dalam bentuk Rata-rata (Mean) ± Standar Deviasi (SD). Kemudian di analisis dengan uji Independent Sampel T untuk menentukan nilai signifikan. Hasil penelitian menunjukan jumlah ALTB pada retikulum, omasum, dan abomasum sapi bali yang dipelihara di dataran rendah yaitu berturut-turut sebanyak 238x105±37,1 CFU/g, 205x105±56,8 CFU/g, 197x105±34,1 CFU/g, dan dataran tinggi yaitu berturut-turut sebanyak 248x105±43,1 CFU/g, 223x105±37,5 CFU/g, 211x105±28,2 CFU/g. Hasil lanjutan uji Independent Sampel T yaitu nilai ALTB pada masing-masing organ tidak ada perbedaan signifikan (P>0,05) pada dataran rendah dengan dataran tinggi. Kesimpulan penelitian ini yaitu tidak ada perbedaan signifikan ALTB pada retikulum, omasum, dan abomasum sapi bali yang dipelihara di dataran tinggi dengan dataran rendah. Untuk selanjutnya perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik bakteri pada retikulum, omasum, dan abomasum sapi bali.
##plugins.generic.usageStats.downloads##
Referensi
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian. 2021. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2021. Jakarta: Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI.
Fardiaz S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Federer W. 1963. Experimental Design, Theory, and Application. Mac. Milan, New York.
Galyean ML, Tedeschi LO. 2014. Predicting Microbial Protein Synthesis in Beef Cattle: Relationship to Intakes of Total Digestible Nutrients and Crude Protein. J. Anim. Sci. 92(11): 5099- 5111.
Habeeb AAM, Marai FM, dan Kamal TH. 1992. Heat Stress. In: Farm Animal and The Environment. Phillips,C and D.Piggins (Eds.). C.A.B. Int., UK.
Hardjosubroto JM. Astuti. 1993. Buku Pintar Peternakan. PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Hoover WH, Miller TK. 1992. Rumen Digestive Physiology and Microbial Ecology. Bull. 708T. Agric. Forestry Exp. Stn., W.V. Univ., Morgantown, WV.
Hungate RE. 1966. The Rumen and its Micorbes. 2 nd Edition Academyc Press. New Yersey.
Jost DI, Aschemann M, Lebzien P, Joergensen RG, Sundrum A. 2013. Microbial Biomass in Faeces of Dairy Cows Affected by A Nitrogen Deficient Diet. Arch. Anim. Nutr. 67(2): 104-108.
LeDividich J, Herpin P, Geraert PA, and Fermorel M. 1994. Cold Stress. In: Farm Animals and The Environment. Phillips, C. and D.Piggins (Eds). C.A.B. Intr., U.
Mantrawan NCP, Besung INK, Suarjana IGK, Suwiti NK. 2018. Total Bakteri pada Berbagai Umur dan Lokasi Peternakan Sapi Bali di Nusa Penida. Bul. Vet. Udayana.10(2): 122-126.
Preston TR, Leng RA. 1997. Matching Ruminant Production System with Available Resources in the Tropic and Sub Tropics. 16t Printed by Int. Colour Prod., Aust.
Purbowati E, Rianto E, Dilaga WS, Lestari CMS, Adiwinarti R. 2014. Karakteristik Cairan Rumen, Jenis, dan Jumlah Mikrobia Dalam Rumen Sapi Bali. J. Bul. Peternakan. 38(1): 21-26.
Santosa, U. 1997. Pengembangan Agribisnis Penggemukan Pedet. G.M.Offset, Bandung.
Saputra DA, Maskur, Rozi T. 2019. Karakteristik Morfometrik (Ukuran Linier dan Lingkar Tubuh) Sapi Bali Yang Dipelihara Secara Semi Intensif di Kabupaten Sumbawa. J. Ilmu dan Teknol. Pet. Indon. 5: 67-75.
Simamora, Suhut, Salundik. 2006. Meningkatkan Kualitas Kompos. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Suarjana IGK, Ketut Tono PG, Sudipa PH. 2021. Charcteristics of Rumen Fluid, pH and Number of Microbia. J. Vet. 4(1): 6-10.
Uhi HT, Parakkasi A, Haryanto B. 2006. Pengaruh suplemen katalitik terhadap karakteristik dan populasi mikroba rumen domba. Met. Pet. 29(1): 20-26.
Wales WJ, Kolver ES, Thorne PL and Egan AR. 2004. Diurnal Variation in Ruminal pH on the Digestibility of Highly Digestible Perennial Ryegrass During Continuous Culture Fermentation. J. Dairy Sci. 87: 1864–1871.