PERSEPSI MENGENAI RISIKO DAN KONSUMSI MINUMAN BERPEMANIS PADA REMAJA
Abstrak
ABSTRAK
Prevalensi remaja yang mengonsumsi minuman berpemanis cukup tinggi dan beresiko terhadap diabetes melitus di Indonesia. Konsumsi minuman berpemanis berdasarkan National Health and Nutrition Examination Survey tahun 2018 cenderung lebih tinggi pada remaja usia 12-19 tahun sebesar 63% dan dewasa muda usia 20-39 tahun mencapai 51%. Namun belum diketahui faktor yang mempengaruhinya sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mengenai risiko dan konsumsi minuman berpemanis pada remaja di Denpasar Barat. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional deskriptif dengan purposive random sampling melalui kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja yang memiliki persepsi positif dalam hal manfaat dan kepuasan yang dirasakan sebanyak 59 remaja (57,8%) dan persepsi negatif mengenai pemahaman tentang risiko kesehatan terkait minuman berpemanis sebanyak 43 remaja (42,2%). Semua responden pernah mengonsumsi salah satu atau lebih minuman berpemanis kemasan dan non kemasan. Sebagian besar responden sangat jarang atau minimal 1 kali dalam sebulan mengonsumsi minuman berpemanis kemasan dan non kemasan. Meskipun demikian responden memiliki variasi dalam kebiasaan minuman berpemanis seperti kopi, teh, minuman olahraga, minuman buah, dan susu. Pemerintah diharapkan dapat meningkatkan upaya dalam labeling dan informasi nilai gizi dan dapat bekerjasama dengan institusi pendidikan untuk mengintegrasikan pendidikan gizi sehingga remaja dapat memiliki kebiasaan membaca label untuk membuat pilihan yang lebih sadar terhadap asupan gizi.
Kata kunci: Minuman Berpemanis, Persepsi, Remaja