Pastura
https://ojs.unud.ac.id/index.php/pastura
<p><strong>Pastura</strong> adalah jurnal ilmu tumbuhan pakan tropik yang diterbitkan dua kali setahun (Februari dan Agustus). Memuat berbagai artikel dari aspek tumbuhan pakan tropik berupa: hasil penelitian, naskah konseptual/opini, resensi buku, dan informasi tumbuhan pakan tropik lainnya.</p> <p> <a title="Garuda" href="http://garuda.ristekdikti.go.id/journal/view/969" target="_blank"><img src="https://ojsrepo.unud.ac.id/assets/images/garuda1-429x100.png" alt="" width="176" height="36"></a> <a href="https://doaj.org/search?source=%7B%22query%22%3A%20%7B%22filtered%22%3A%20%7B%22filter%22%3A%20%7B%22bool%22%3A%20%7B%22must%22%3A%20%5B%7B%22term%22%3A%20%7B%22_type%22%3A%20%22journal%22%7D%7D%5D%7D%7D%2C%20%22query%22%3A%20%7B%22query_string%22%3A%20%7B%22query%22%3A%20%22pastura%22%2C%20%22default_operator%22%3A%20%22AND%22%7D%7D%7D%7D%7D#.WbDmCfMjHIU" target="_blank"><img src="https://doaj.org/static/doaj/images/logo_cropped.jpg" alt="Logo DOAJ" width="196" height="36"></a><img src="http://www.lib.rpi.edu/images/google_scholar/google_scholar_logo.JPG" alt=""></p>Udayana Universityen-USPastura2088-818X Peran dan Strategi Pengembangan Subsektor Peternakan dalam Pembangunan Kabupaten Purworejo
https://ojs.unud.ac.id/index.php/pastura/article/view/107294
<p class="p1"> </p> <p class="p2"><span class="s1"><span class="Apple-converted-space"> </span></span><strong>ABSTRAK<span class="Apple-converted-space"> </span></strong></p> <p class="p2">Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi posisi subsektor peternakan dalam kerangka pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Purworejo. Lebih lanjut, penelitian ini juga bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan subsektor peternakan sebagai upaya meningkatkan pembangunan daerah. Penelitian menggunakan metode analisis deskriptif dan analisis kuantitatif untuk mengetahui peran subsektor peternakan dengan menghitung <em>Location Question </em>(LQ), <em>Shift Share </em>(SS), Tipologi Klassen dan analisis SWOT untuk mengetahui strategi pengembangan. Hasil analisis <em>Location Quotient </em>(LQ) subsektor peternakan adalah 1,24 termasuk sektor basis, artinya sektor tersebut lebih berperan dalam perekonomian suatu daerah dibandingkan dengan daerah di atasnya dan merupakan subsektor penting di Kabupaten Purworejo. Hasil analisis <em>shift share </em>menunjukkan hasil negatif (-0,09) yang selanjutnya dianalisis dengan metode Tipologi Klassen, subsektor peternakan berada pada kuadran III yang artinya merupakan subsektor yang berkembang pesat namun daya saing sektor tersebut rendah dibandingkan dengan sektor lainnya. Sedangkan strategi untuk pengembangan meliputi: 1) intensifikasi budidaya berbagai jenis ternak; 2) optimalisasi penggunaan teknologi tepat guna di bidang peternakan; 3) peningkatan sumber daya manusia peternakan melalui pelatihan. Kesimpulannya bahwa subsektor peternakan di Kabupaten Purworejo merupakan sektor basis yang mempunyai potensi untuk dikembangkan dalam mendukung pembangunan perekonomian daerah.<span class="Apple-converted-space"> </span></p> <p class="p2"><em>Kata kunci: Location Quotient, Shift Share, subsektor peternakan, SWOT, Tipologi Klassen<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Agus SetiawanB. GuntoroF. Trisakti Haryadi
##submission.copyrightStatement##
2023-04-212023-04-21122758010.24843/Pastura.2023.v12.i02.p01 Nisbah Kesetaraan Lahan Tumpangsari Indigofera zollingeriana - Brachiaria humidicola Berdasarkan Produksi Daun-Batang
https://ojs.unud.ac.id/index.php/pastura/article/view/107297
<p class="p1"> </p> <p class="p2"><span class="s1"><span class="Apple-converted-space"> </span></span><strong>ABSTRAK<span class="Apple-converted-space"> </span></strong></p> <p class="p2">Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi nisbah kesetaraan lahan tumpangsari legum <em>Indigofera zollingeriana </em>(Iz) dan rumput <em>Brachiaria humidicola </em>(Bh) berdasarkan produksi bahan kering batang dan daun, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan kombinasi jarak tanam yaitu, K1: Iz 1,00 m 1,00 m dan Bh 0,50 m 0,25 m; K2: Iz 1,00 m 1,00 m dan Bh 0,5 m 0,5 m; K3: Iz 1,00 m 1,50 m dan Bh 0,50 m 0,25 m; K4= Iz 1,00 m 1,50 m dan Bh 0,50 m 0,50 m. Variabel yang diukur yaitu nisbah kesetaraan lahan (NKL) berdasarkan produksi bahan kering daun dan batang. Data dianalisis varians dan uji beda nyata jujur (BNJ). Hasil analisis menunjukkan bahwa kombinasi jarak tanam memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap NKL. Uji BNJ menunjukkan bahwa jarak tanam Iz 1,00 m 1,50 m dan Bh 0,50 m x 0,50 m memberikan hasil NKL total yang sangat nyata lebih tinggi dari K1 dan K2, namun berbeda tidak nyata dengan K3. Disimpulkan bahwa tumpangsari Iz dan Bh sangat menguntungkan ditunjukkan oleh hasil NKL berdasarkan produksi bahan kering daun-batang dengan nilai >1 dimana kombinasi jarak tanam optimal: Iz 1,00 m 1,50 m dan Bh 0,50 m x 0,25 m.<span class="Apple-converted-space"> </span></p> <p class="p2"><em>Kata kunci: jarak tanam, Brachiaria humidicola, Indigofera zollingeriana nisbah kesetaraan lahan<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Malcky Makanaung TellengWilhelmina Beritan KaunangSjenny Sutryaty MalalantangSrimalasinha Sane
##submission.copyrightStatement##
2023-04-212023-04-21122818510.24843/Pastura.2023.v12.i02.p02 Produksi dan Kualitas Rumput Gajah Varietas Odot (Pennisetum purpureum cv. Mott) pada Sistem Tumpangsari dengan Ubi Jalar Kuning (Ipomoea batatas L.)
https://ojs.unud.ac.id/index.php/pastura/article/view/107298
<p class="p1"> </p> <p class="p2"><span class="s1"><span class="Apple-converted-space"> </span></span><strong>ABSTRAK<span class="Apple-converted-space"> </span></strong></p> <p class="p2">Tumpangsari rumput gajah var. Odot dan ubi jalar kuning dalam memanfaatkan sisa ruang kosong pada sela rumpun rumput gajah var. Odot. Materi yang digunakan meliputi bahan tanam ubi jalar dan rumput gajah var. Odot. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2021 sampai September 2021 di Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (7<span class="s2">o</span>08’27”-7<span class="s2">o</span>15’72” LS dan 110<span class="s2">o</span>40’88”- 110<span class="s2">o</span>48’14” BT). Percobaan faktorial 2 4 dengan rancangan dasar acak kelompok dan 3 kali ulangan dalam penelitian. Faktor pertama yaitu jarak tanam rumput gajah var. Odot. J1 = 90 60 cm, dan J2 = 90 45 cm. Faktor kedua yaitu jarak tanam ubi jalar T<span class="s2">1 </span>= 90 x 30 cm, T<span class="s2">2 </span>= 90 40 cm , T<span class="s2">3 </span>= 90 50 cm, dan T<span class="s2">4 </span>= 90 x 60 cm. Parameter yang diamati terdiri dari produksi brangkasan segar ubi jalar, produksi rumput gajah var. Odot, kadar bahan kering rumput gajah var. Odot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pertama jarak tanam rumput gajah var. Odot tidak berpengaruh nyata terhadap produksi dan kadar bahan kering rumput gajah var. Odot. Faktor kedua yaitu jarak tanam ubi jalar tidak berpengaruh nyata terhadap produksi dan kadar bahan kering rumput gajah var. Odot. Tidak terdapat pengaruh interaksi perlakuan jarak tanam ubi jalar dan jarak tanam rumput gajah var. Odot terhadap produksi dan kualitas rumput gajah var. Odot. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa rumput gajah var. Odot dapat dibudidayakan secara tumpangsari dengan ubi jalar kuning dengan jarak tanam ideal 90 60 cm.<span class="Apple-converted-space"> </span></p> <p class="p2"><em>Kata kunci: jarak tanam, rumput gajah var. Odot, tumpangsari, ubi jalar kuning<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Muhhamad Arif NurudinD. W. Widjajanto- Sumarsono
##submission.copyrightStatement##
2023-04-212023-04-21122868910.24843/Pastura.2023.v12.i02.p03 Analisis Konsentrasi serta Kemurnian DNA Hasil Ekstraksi Rumput Raja (Pennisetum purpuroides) dan Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Menggunakan Metode CTAB dan DNAzol
https://ojs.unud.ac.id/index.php/pastura/article/view/107299
<p class="p1"> </p> <p class="p2"><span class="s1"><span class="Apple-converted-space"> </span></span><strong>ABSTRAK<span class="Apple-converted-space"> </span></strong></p> <p class="p2">Seiring dengan berkembanganya sektor peternakan, permintaan terhadap tumbuhan pakan pun ikut meningkat. Diperlukan upaya perbaikan genetik melalui teknik konvensional maupun melalui bioteknologi yang saat ini sudah berkembang pada tingkat molekuler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi dan kemurnian DNA yang dihasilkan dari ekstraksi DNA pada rumput raja (<em>Pennisetum purpuroides</em>) dan rumput gajah (<em>Pennisetum purpureum</em>) menggunakan dua buffer ektraksi DNA yaitu CTAB dan Kit DNAzol. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Peubah yang diamati adalah konsentrasi dan kemurnian DNA. Data yang dihasilkan dianalisa menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan ekstraksi DNA rumput raja dan rumput gajah yang dengan metode CTAB dan DNAzol mendapatkan hasil yang bervariasi. Ekstraksi DNA pada rumput raja dengan CTAB menghasilkan rataan konsentrasi dan kemurnian yang lebih tinggi, yaitu sebesar 729,63 ng/?l dan 1,92, dibandingkan dengan menggunakan buffer DNAzol, dengan rata-rata konsentrasi DNA sebesar 142,72 ng/?l dan 1,61. Selanjutnya ekstraksi DNA rumput gajah menggunakan buffer DNAzol menghasilkan rata-rata konsentrasi dan kemurnian DNA yang lebih baik, yaitu 242,1625 ng/?l dan 1,83, dibandingkan menggunakan Metode CTAB, yaitu sebesar 44,8 ng/?l dan 3,05. Hasil ekstraksi DNA pada rumput raja menunjukkan buffer CTAB lebih baik sementara rumput gajah menggunakan buffer DNAzol relatif lebih tinggi dan lebih murni jika dibandingkan dengan buffer CTAB<span class="Apple-converted-space"> </span></p> <p class="p2"><em>Kata kunci : ekstraksi DNA, rumput gajah, rumput raja, CTAB, buffer DNAzol<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Dity Asa PriyastomoNena HilmiaEstria Furry PramudyaswariRomi Zamhir Islami
##submission.copyrightStatement##
2023-04-212023-04-21122909310.24843/Pastura.2023.v12.i02.p04 Pertumbuhan Kembali dan Hasil Asystasia gangetica Subsp. Micrantha yang Diberi Pupuk Organik Limbah Padat Virgin Coconut Oil dengan Dosis dan Waktu Dekomposisi Berbeda
https://ojs.unud.ac.id/index.php/pastura/article/view/107301
<p class="p1"> </p> <p class="p2"><span class="s1"><span class="Apple-converted-space"> </span></span><strong>ABSTRAK<span class="Apple-converted-space"> </span></strong></p> <p class="p2">Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh serta interaksi antara waktu dekomposisi dan dosis pupuk organik limbah padat <em>virgin coconut oil </em>(VCO) terhadap pertumbuhan kembali dan hasil <em>Asystasia gangetica </em>subsp. Micrantha. Penelitian dilakukan di Rumah Kaca, Stasiun Penelitian Sesetan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana di Jalan Raya Sesetan Gang Markisa. Penelitian berlangsung selama 2 bulan, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial. Faktor pertama adalah waktu dekomposisi: 4 minggu (W4), 2 minggu (W2), dan 0 minggu (W0) dan faktor kedua terdiri atas dosis pupuk organik limbah padat VCO yaitu: 0 ton ha<span class="s2">-1 </span>(D0), 10 ton ha<span class="s2">-1 </span>(D10), 20 ton ha<span class="s2">-1 </span>(D20), dan 30 ton ha<span class="s2">-1 </span>(D30). Terdapat 12 kombinasi perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak empat kali sehingga terdapat 48 unit percobaan. Variabel yang diamati yaitu variabel pertumbuhan, variabel hasil, dan variabel karakteristik tumbuh tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara waktu dekomposisi dan dosis terhadap semua variabel kecuali variabel tinggi tanaman dan jumlah daun. Waktu dekomposisi 4 minggu dan 0 minggu memberikan respon lebih baik dibandingkan waktu dekomposisi 2 minggu. Dosis terbaik terhadap pertumbuhan kembali dan hasil <em>A. gangetica </em>yaitu 20 ton ha<span class="s2">-1</span>. Disimpulkan bahwa terjadi interaksi antara waktu dekomposisi dan dosis serta perlakuan waktu dekomposisi 4 minggu dan dosis 20 ton ha<span class="s2">-1 </span>memberikan respon terbaik pada pertumbuhan kembali dan hasil <em>A. gangetica </em>subsp. Micrantha.<span class="Apple-converted-space"> </span></p> <p class="p2"><em>Kata kunci: Asystasia gangetica, dekomposisi, dosis, hasil, limbah padat VCO, pertumbuhan kembali<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Efraim Primsa TariganM. Anuraga Putra DuarsaN. M. Witariadi
##submission.copyrightStatement##
2023-09-172023-09-171229410010.24843/Pastura.2023.v12.i02.p05 Pengaruh Pemberian Pupuk Bokashi Feses Sapi Sumba Ongole terhadap Pertumbuhan Tanaman Alfalfa (Medicago sativa L.)
https://ojs.unud.ac.id/index.php/pastura/article/view/107303
<p class="p1"> </p> <p class="p2"><span class="s1"><span class="Apple-converted-space"> </span></span><strong>ABSTRAK<span class="Apple-converted-space"> </span></strong></p> <p class="p2">Alfalfa (<em>Medicago sativa </em>L.) merupakan salah satu leguminosa dengan kandungan nutrisi tinggi dengan tingkat palatabilitas yang baik pada ternak ruminansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian pupuk bokashi feses sapi Sumba Ongole terhadap pertumbuhan dan nilai biologi tanaman alfalfa (<em>Medicago sativa </em>L.). Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah pupuk bokashi yang tersusun atas feses sapi Sumba Ongole kering, gulma <em>Chromolaena ordorata</em>, sekam padi bakar, gula lontar, dan EM4. Penelitian menggunakan metode eksperimental rancangan acak lengkap 5 perlakuan dan 4 ulangan sebagai berikut; A<span class="s2">0 </span>= tanpa pemberian pupuk bokashi, A<span class="s2">1 </span>= pemberian pupuk bokashi 200 gram/lubang tanam, A<span class="s2">2 </span>= pemberian pupuk bokashi 500 g/lubang tanam, A<span class="s2">3 </span>= pemberian pupuk bokashi 800 g/lubang tanam, dan A<span class="s2">5 </span>= pemberian pupuk bokashi 1.000 g/lubang tanam. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji ANOVA, jika berpengaruh nyata dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk bokashi feses sapi Sumba Ongole berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman alfalfa (<em>Medicago sativa </em>L.). Simpulan, pemberian pupuk bokashi pada level 1.000 g/polybag meningkatkan tinggi, lingkar batang, jumlah cabang, dan jumlah daun tanaman alfalfa (<em>Medicago sativa </em>L.).<span class="Apple-converted-space"> </span></p> <p class="p2"><em>Kata kunci: Alfalfa (Medicago sativa L.), pupuk bokashi, pertumbuhan<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Marselinus HambakoduYessy Tamu InaFerdy A. J. Jutalo
##submission.copyrightStatement##
2023-04-212023-04-2112210110510.24843/Pastura.2023.v12.i02.p06 Pertumbuhan dan Biomasa Segar Rumput Odot (Pennisetum purpureum cv. Mott) pada Lahan Gambut dengan Pemberian Pupuk Urin Kelinci Fermentasi
https://ojs.unud.ac.id/index.php/pastura/article/view/107304
<p class="p1"> </p> <p class="p2"><span class="s1"><span class="Apple-converted-space"> </span></span><strong>ABSTRAK<span class="Apple-converted-space"> </span></strong></p> <p class="p2">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair urin kelinci fermentasi (POCUKF) terhadap pertumbuhan dan berat biomasa segar rumput odot pada lahan gambut. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 4 bulan (Oktober 2021 s.d Januari 2022). Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 kelompok. Perlakuan adalah pemberian POCUKF yang dilarutkan dalam 2 liter air. Perlakuan terdiri dari P0 (tanpa POCUKF), P1 (POCUKF 160 ml), P2 (POCUKF 320 ml) dan P3 (POCUKF 480 ml). Peubah yang diamati adalah pertambahan tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, jumlah daun, dan berat segar. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian POCUKF dengan dosis 0-480 ml pada rumput odot pada minggu ke-5 pengamatan menghasilkan tinggi tanaman 69,33 - 91,66 cm, panjang daun 48,66 - 71,33 cm, lebar daun 2,43 - 3,33 cm, jumlah daun 76,33 - 130 helai, dan berat segar 799,00 - 1.774,67 g. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian POCUKF dengan dosis 480 ml memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi segar rumput odot yang ditanam di lahan gambut.<span class="Apple-converted-space"> </span></p> <p class="p2"><em>Kata kunci: pertumbuhan vegetatitif, pupuk organik cair, rumput, tanah gambut<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Arsyadi AliM. Satria Arbi- Hidayati
##submission.copyrightStatement##
2023-04-212023-04-2112210611310.24843/Pastura.2023.v12.i02.p07 Pengaruh Waktu Dekomposisi dan Dosis Kotoran Kambing terhadap Pertumbuhan Kembali dan Hasil Asystasia gangetica (L.) subsp. Micrantha
https://ojs.unud.ac.id/index.php/pastura/article/view/107305
<p class="p1"> </p> <p class="p2"><span class="s1"><span class="Apple-converted-space"> </span></span><strong>ABSTRAK<span class="Apple-converted-space"> </span></strong></p> <p class="p2">Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh serta interaksi antara waktu dekomposisi dan dosis kotoran kambing terhadap pertumbuhan kembali dan hasil <em>Asystasia gangetica </em>(L.) subsp. Micrantha. Penelitian dilakukan di Rumah Kaca, Stasiun Penelitian Sesetan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana di Jalan Raya Sesetan Gang Markisa. Penelitian berlangsung selama 2 bulan, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial. Faktor pertama adalah waktu dekomposisi: 4 minggu (W4), 2 minggu (W2), 0 minggu (W0). Faktor kedua terdiri atas dosis pupuk yaitu: 0 ton ha<span class="s2">-1 </span>(D0), 10 ton ha<span class="s2">-1 </span>(D10), 20 ton ha<span class="s2">-1 </span>(D20), 30 ton ha<span class="s2">-1 </span>(D30). Terdapat 12 kombinasi perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak empat kali, sehingga terdapat 48 unit percobaan. Variabel yang diamati yaitu pertumbuhan, hasil hijauan, dan karakteristik tumbuh tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara waktu dekomposisi dan dosis terhadap semua variabel kecuali tinggi tanaman dan jumlah cabang. Waktu dekomposisi 0 minggu nyata memberikan respon lebih baik dibandingkan dekomposisi 2 dan 4 minggu. Pemberian dosis 20 ton ha<span class="s2">-1 </span>memberikan hasil tertinggi terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah daun, berat kering batang, berat kering daun, dan nisbah berat kering daun dengan berat kering batang. Tanaman <em>Asystasia gangetica </em>(L.) subsp. Micrantha memerlukan tingkatan dosis yang tepat untuk memberikan pertumbuhan kembali dan hasil yang lebih baik. Disimpulkan bahwa waktu dekomposisi 0 minggu dan dosis 20 ton ha<span class="s2">-1 </span>memberikan respon terbaik pada pertumbuhan kembali dan hasil tanaman <em>Asystasia gangetica </em>(L.) subsp. Micrantha<em>.<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p> <p class="p2"><em>Kata kunci: Asystasia gangetica (L.) subsp. Micrantha, dekomposisi, hasil, kotoran kambing, pertumbuhan kembali<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Ni Putu Sri Cynthia DewiM. Anuraga Putra DuarsaI Wayan Suarna
##submission.copyrightStatement##
2023-04-212023-04-2112211411910.24843/Pastura.2023.v12.i02.p08 Analisis Keragaman Gulma Pinggir Kandang Domba, Tepi Jalan dan di Bawah Naungan Lamtoro yang Berpotensi sebagai Hijauan Pakan
https://ojs.unud.ac.id/index.php/pastura/article/view/107306
<p class="p1"> </p> <p class="p2"><span class="s1"><span class="Apple-converted-space"> </span></span><strong>ABSTRAK<span class="Apple-converted-space"> </span></strong></p> <p class="p2">Penelitian bertujuan untuk menganalisis karakteristik dan potensi gulma pinggir kandang domba, tepi jalan, dan di bawah naungan lamtoro sebagai hijauan pakan ternak ruminansia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplorasi jenis hijauan dan kapasitas tampung di lahan Unit Pendidikan dan Penelitian Peternakan Jonggol (UP3J). Ekplorasi hijauan menggunakan metode <em>Summed Dominance Ratio</em>, analisis komposisi botani, dan analisis indeks keragaman Shanon Wiener. Hasil eksplorasi menunjukkan keragaman tumbuhan yang sangat tinggi pada 3 lokasi tersebut dengan ditemukan 41 spesies tumbuhan. Spesies dominan yang ditemukan adalah <em>Digitaria sanguinalis </em>(L.) Scop. dan <em>Ageratum conyzoides </em>L. selanjutnya diikuti dengan <em>Desmodium triflorum </em>Linnaeus, <em>Richardia scabra </em>L. , <em>Stachytarpheta jamaicensis </em>(L.) Vahl, <em>Phyllanthus niruri </em>L., <em>Cynodon dactylon </em>(L.) Pers., <em>Cyperus rotundus </em>L dan <em>Sida rhombifolia</em>, <em>Fimbristylis dichotoma </em>(L.). Hasil analisis komposisi botani pada tutupan lahan yang berbeda didominasi oleh rumput dengan proporsi 62,5%, legum 6,5%, gulma 30,9%. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa gulma dari area pinggir kandang domba, tepi jalan dan di bawah naungan lamtoro memiliki potensi untuk digunakan sebagai pakan ternak.<span class="Apple-converted-space"> </span></p> <p class="p2"><em>Kata kunci: kapasitas tampung, komposisi botani, pinggir kandang, tepi jalan, bawah naungan lamtoro<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Sani Juwita SiraitMuhammad Agus SetianaNur Rochmah Kumalasari
##submission.copyrightStatement##
2023-04-212023-04-2112212012310.24843/Pastura.2023.v12.i02.p09 Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Rumput Meksiko (Euchlaena mexicana) pada Berbagai Umur Potong dan Dosis Pupuk
https://ojs.unud.ac.id/index.php/pastura/article/view/107307
<p class="p1"> </p> <p class="p2"><span class="s1"><span class="Apple-converted-space"> </span></span><strong>ABSTRAK<span class="Apple-converted-space"> </span></strong></p> <p class="p2">Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kecernaaan bahan kering (KcBK) dan bahan organik (KcBO) rumput Meksiko (<em>Euchlanea mexicana</em>) pada umur potong dan dosis pupuk yang berbeda. Penelitian dilaksanakan di Kampus Undaris Ungaran, sedangkan analisis kecernaan di Laboratorium Ilmu Makanan Ternak, Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Diponegaro Semarang. Materi yang digunakan adalah rumput Meksiko (<em>Euchlanea mexicana</em>) yang diperoleh dari Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Bahan kimia yang digunakan berupa larutan penyangga “McDougall”, larutan pepsin HCl, gas CO<span class="s2">2 </span>dan aquades. Penelitian menggunakan metode eksperimental. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 3 3, dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah pengaruh umur potong yaitu: (P1) 30 hari, (P2), 45 hari, dan (P3) 60 hari. Faktor yang kedua yaitu dosis pupuk N terdiri dari (Dl) 150 kg N /ha/th, (D2) 200 kg N /ha/th, (D3) 250 kg N /ha/th. Variabel yang diukur adalah kecernaaan bahan kering (KcBK) dan bahan organik (KcBO). Data yang diperoleh diolah dengan analisis ragam dan diuji lanjut menggunakan uji <span class="s3"><em>Duncan’s multiple-area test. </em></span>Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan umur potong yang semakin lama menurukan (P<0,05) KcBK dan KcBO. Perlakuan dosis pupuk tidak memengaruhi KcBK dan KcBO. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan umur potong lebih berpengaruh terhadap KcBK dan KcBO rumput Meksiko. Kecernaan bahan kering dan bahan kering tertinggi dicapai pada umur potong 30 hari disusul 45 dan 60 hari.<span class="Apple-converted-space"> </span></p> <p class="p2"><em>Kata kunci: rumput Meksiko, kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>- Widiyanto- SutarnoSri Wahyuni
##submission.copyrightStatement##
2023-04-212023-04-2112212412910.24843/Pastura.2023.v12.i02.p10 Kandungan Mineral Hijauan Berbagai Aksesi Arbila (Phaseolus lunatus L.) dari Biji Berkategori Berat sebagai Pakan di Kabupaten Kupang
https://ojs.unud.ac.id/index.php/pastura/article/view/107308
<p class="p1"> </p> <p class="p2"><span class="s1"><span class="Apple-converted-space"> </span></span><strong>ABSTRAK<span class="Apple-converted-space"> </span></strong></p> <p class="p2">Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi kandungan mineral hijauan berbagai aksesi Arbila <em>(Phaseolus lunatus </em>L<em>.) </em>dari biji berkategori berat sebagai pakan dari Kabupaten Kupang dilaksanakan selama 5 bulan (Mei – September 2022) di lahan Hijauan Pakan Politani Negeri Kupang. Benih Arbila yang digunakan sebanyak 10 aksesi. Variabel yang diamati: kadar kalsium (Ca) (%), fosfor (P) (%) dan kalium (K) (%). Data dideskriptifkan. Hasil menunjukkan bahwa hijauan Arbila yang berasal dari biji dengan berkategori berat mengandung 1,66% - 3,56% Ca, 0,37% - 0,64% P dan 1,48% - 1,91% K. Dari 10 aksesi, 20% nya dengan kadar Ca > 3% (K3 dan K5), 50% dengan kadar Ca 2,5 - 3% (K1, K4, K7, K8, dan K9), dan di bawah 2,5% terdapat 30% (K10, K11, dan K13). Hijauan dengan kadar P > 0,5% sebanyak 40% (K4, K5, K7, dan K9), dan < 0,5% sebanyak 60% (K1, K3, K8, K10, K11, dan K13). Kadar K hijauan > 1,5% sebanyak 70% (K3, K4, K5, K9, K10, K11, dan K13), dan sebanyak 30% (K1, K7 dan K8) yang mengandung K < 1,5%. Disimpulkan bahwa hijauan yang berasal dari biji Arbila berkategori berat mempunyai kadar Ca dengan kisaran 2,43% - 3,58%, kadar P 0,42% - 0,56% dan kalium 1,18% -1,83%. Hijauan Arbila dari aksesi K5 mempunyai kadar Ca dan K yang tertinggi dan K4 mempunyai kadar P tertinggi.<span class="Apple-converted-space"> </span></p> <p class="p2"><em>Kata kunci: kandungan mineral hijauan, aksesi arbila (Phaseolus lunatus L.), biji berkategori berat, kalsium, fosfor<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Bernadete Barek KotenYejida Soleman BalanRedempta WeaStorming VertigoTwen Dami DatoI G. A. Y. LestariAllan Prima Titong
##submission.copyrightStatement##
2023-04-212023-04-2112213013410.24843/Pastura.2023.v12.i02.p11 Aplikasi Pupuk Organik Cair Limbah Nanas dan Air Cucian Beras Fermentasi terhadap Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar Rumput Lampung (Setaria sphacelata)
https://ojs.unud.ac.id/index.php/pastura/article/view/107310
<p class="p1"> </p> <p class="p2"><span class="s1"><span class="Apple-converted-space"> </span></span><strong>ABSTRAK<span class="Apple-converted-space"> </span></strong></p> <p class="p2">Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair (POC) campuran limbah kulit nanas dan air cucian beras fermentasi terhadap kadar protein kasar dan serat kasar rumput lampung (<em>Setaria sphacelata</em>). Materi penelitian berupa pols (sobekan tanaman) yang digunakan sebagai bahan tanam. Limbah nanas, air cucian beras, gula merah dan EM4 merupakan bahan-bahan yang digunakan pada proses fermentasi pembuatan pupuk organik cair (POC). Penelitian merupakan penelitian eksperimen menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan yaitu P0 = 0 ml POC (kontrol), P1 = 150 ml POC, P2 = 200 ml POC, P3 = 250 ml POC, dan dengan lima ulangan. Parameter yang diamati adalah kadar protein kasar dan serat kasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian POC limbah nanas dan air cucian beras fermentasi tidak berpengaruh terhadap kadar protein kasar dan serat kasar rumput lampung.<span class="Apple-converted-space"> </span></p> <p class="p2"><em>Kata kunci : rumput lampung (Setaria sphacelata), pupuk organik cair (POC), limbah nanas, protein kasar, serat kasar<span class="Apple-converted-space"> </span></em></p>Mira DelimaAnang Aulia Fibriansyah- Ilham
##submission.copyrightStatement##
2023-04-212023-04-2112213513810.24843/Pastura.2023.v12.i02.p12 COVER, DAFTAR ISI, DEWAN REDAKSI
https://ojs.unud.ac.id/index.php/pastura/article/view/107312
<p>-</p>admin pastura
##submission.copyrightStatement##
2023-04-212023-04-21122iiv