Budaya Organisasi Subak Pebantenan di Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali

Abstract

Subak merupakan sebuah organisasi berbasis sosial-agraris-religius di Bali yang ruang gerak utamanya dalam sistem pengelolaan irigasi. Penelitian ini memilih Subak Pebantenan sebagai subjek penelitian karena keunikan yang dimiliki mencakup aspek keanggotaan, ritual, dan luas wilayahnya. Sebagai sebuah organisasi, Subak Pebantenan tentu disokong oleh aktivitas komunikasi yang kemudian memupuk pemahaman dan budaya yang disepakati bersama oleh tiap anggotanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui budaya organisasi yang terdapat pada Subak Pebantenan di Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada,
Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Diidentifikasi dengan menguraikan 10 karakteristik budaya organisasi menurut Robbins. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Sumber data diperoleh dari hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan bersama informan, serta berbagai literatur berupa buku maupun jurnal. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi yang terbentuk pada Subak Pebantenan lebih menonjolkan kerja-kerja bersama dan kegotongroyongan. Sebagai sebuah kesatuan, mereka memiliki kesepahaman akan identitas yang sama, yang dilatarbelakangi oleh bahasa, ritual, hingga kepentingan yang sama dalam konteks pemenuhan kebutuhan pertanian. Mereka juga cenderung untuk menjaga dan menjalankan nilai-nilai yang diwarisi oleh para pendahulu daripada membuat terobosan baru yang signifikan. Hingga saat ini, organisasi Subak Pebantenan sangat kental dengan pelaksanaan ritual yang mengandung simbol-simbol di dalamnya. Hal itu
dapat terlihat melalui prosesi menyantap sangkepan sebelum mulai rapat rutin hingga maburu pada sehari sebelum upacara pada Wuku Ugu dan Ngusaba.

Kata kunci: Budaya Organisasi, Komunikasi Organisasi, Subak, Subak Pebantenan, Desa Ambengan