KEKUATAN SISTEM SAMBUNGAN ANCHOR DENGAN BAUT PADA BALOK BETON PRACETAK DALAM MENERIMA BEBAN LENTUR

Abstract

ABSTRAK: Penelitian kekuatan sistem sambungan anchor dengan baut pada balok beton pracetak dalam menerima beban lentur telah dilakukan untuk mendapatkan informasi kekuatan sambungan jika diterapkan pada struktur dinding beton pracetak. Sample yang diuji berupa balok pracetak yang disambung menggunkan sistem anchor dan baut, yang terbuat dari pasangan beton bertulang dengan ukuran 15x15x65 cm. Penelitian menggunakan empat jenis sample balok pracetak yang disambung dan satu jenis sample balok utuh, tanpa sambungan. Setiap jenis sample dibuat tiga kali ulangan. Terdapat dua jenis anchor yang dipakai yaitu anchor yang dibuat dari sepasang besi tulangan dia. 10 mm yang ditekuk berbentuk U serta sepasang pelat berlubang ukuran 50x8 mm. Masing-masing dari anchor tersebut dibuat dalam dua posisi yaitu vertikal dan horisontal.  Setiap pasang dari anchor tersebut disatukan menggunakan sebuah baut dia. 14 mm. Balok beton semuanya menggunakan tulangan tarik 2 dia. 10 mm, atau ratio tulangan tarik 0,87 %, serta tulangan geser berbentuk sengkang tertutup dia. 6 mm jarak 75 mm. Hasil dari penelitian mendapatkan, bahwa balok pracetak yang disambung mampu menerima beban lentur bervariasi mulai dari 20 % lebih rendah sampai 4 % lebih tinggi dari beban lentur balok tanpa sambungan. Selanjutnya, semua balok yang disambung menunjukan kekakuan yang lebih kecil dibandingkan dengan yang balok tanpa sambungan.  Kurva beban-deformasi, yang merupakan representasikan dari kakuan, menunjukan semua balok yang disambung, kecuali SUV, posisinya berdekatan dengan yang balok tanpa sambungan namun lebih rendah. Sambungan yang menggunakan anchor baut dengan pelat horisontal memberikan kekuatan dan kekakuan yang setara dengan balok utuh sehingga baik dipakai untuk sambungan dinding pracetak.

Kata Kunci: sambungan balok pracetak, baut, anchor