Uji Kepekaan Antibiotika Isolat Escherichia coli O157:H7 asal Feses Ayam
Abstract
Unggas diketahui merupakan salah satu reservoir penting dari agen bakterial zoonosis Escherichia coli O157:H7. Disisi lain, fenomena pemakaian obat obatan pada unggas terutama antibiotika melalui makanan, minuman maupun secara parenteral mengalami peningkatan dari waktu kewaktu. Antibiotika yang digunakan secara intensif ini cenderung tidak sesuai dengan dosis maupun waktu pemakaian sehingga berkontribusi terhadap munculnya peningkatan resistensi termasuk E. coli O157:H7. Penelitian untuk mengetahui pola kepekaan isolat E. coli O157:H7 ini diawali dengan identifikasi E. coli dengan penumbuhan bakteri asal feses ayam pada media eosin methylene blue agar (EMBA), dilanjutkan dengan uji indol, methyl red, voges-proskauer dan citrat (IMVIC). Identifikasi O157 dilakukan dengan penumbuhan isolat E. coli pada media selektif sorbitol MacConkey agar (SMAC), dilanjutkan dengan uji konfirmasi menggunakan lateks O157. Uji pola kepekaan dilakukan mengacu pada metode Kirby Bauer seperti yang direkomendasikan oleh national committee for clinical laboratory standard (NCCLS). Hasil penelitian dari 7 isolat E. coli O157:H7 hasil isolasi 82 sampel feses ayam serta satu isolat kontrol ATCC 43894 menunjukan 85,7% isolat bersifat resisten terhadap antibiotika metisilin, 71,4% resisten terhadap antibiotika penisilin G, serta 42,9% resisten terhadap antibiotika doksisiklin hidroklorida dan streptomisin. Hasil kajian juga menemukan 42,9% isolat bersifat resisten terhadap 2 jenis antibiotika, 14,3% resisten terhadap 3 jenis antibiotika, 14,3% resisten terhadap 4 jenis antibiotika dan 14,3% resisten terhadap 5 jenis antibiotika. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan telah terjadinya peningkatan pola resistensi dan bersifat multi-drug resistance dari agen E. coli O157:H7 sehingga perlu dipertimbangkan jenis-jenis antibiotika tertentu yang masih sensitif didalam penanganan infeksi oleh agen ini.