Pola Pertumbuhan Dimensi Panjang Alat Gerak Tubuh Itik Bali Betina
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan waktu (umur) mencapai titik infleksi dan ukuran dewasa. Titik infleksi yang diukur meliputi berturut-turut panjang humerus, radius ulna, metatarsus femur, tibia fibula, metacarpus, digiti 1, digiti 2, digiti 3 dan digiti 4. yang digunakan dalam penelitian ini adalah 70 ekor itik betina, terdiri dari 35 ekor yang berumur 0 sampai 13 minggu dan 35 ekor lagi berumur 14 sampai 26 minggu. Data dianalisis dengan sidik ragam saat mencapai titik infleksi dan ukuran dewasa, dan dengan analisis regresi pola sigmoid menggunakan dua parameter saat baru menetas dan saat mencapai ukuran maksimum. Hasil menunjukkan bahwa titik infleksi panjang metatarsus, panjang tibia fibula, panjang metacarpal, panjang digiti 1, panjang digiti 2, panjang digiti 3 dan panjang digiti 4 dicapai kurang dari 1satu minggu, kemudian panjang humerus dan panjang femur dicapai umur 1satu sampai 2dua minggu., dan Dan panjang metatarsal dicapai saat umur 2dua sampai 3tiga minggu. dan uUkuran dewasa panjang alat gerak tubuh itik bali betina, dimulai dari panjang femur mencapai ukuran dewasa paling cepat, disusul oleh radius ulna, humerus, tibia fibula, digiti 4, digiti 3, digiti 2, metacarpal, digiti 1 dan terakhir adalah metatarsus.
##plugins.generic.usageStats.downloads##
Referensi
Arifah N, Ismoyowati, Iriyanti N. 2013 Tingkat Pertumbuhan Dan Konversi Pakan Pada Berbagai Itik Lokal Jantan (Anas Plathyrhinchos) Dan Itik Manila Jantan (Cairrina Moschata). J Ilmiah Peternakan 1(2): 718–725.
Brody KD. 1981. Bioenergetices and Growth. Reinhold Publishing Corporation, New York.
Krishan K. 2007. Anthropometry In Forensic Medicine and Forensic Science Forensic Anthropometry. The Journal of Forensic-Science, 2(1):1-14.
Matitaputty PR dan Suryana. 2014. Tinjauan tentang Performans Itik Cihateup (Anas platyrhynchos Javanica) sebagai Sumberdaya Genetik Unggas Lokal di Indonesia. Wartazoa 24(4): 171-178.
Nishida TY, Hayashi T, Hashiguchi SS, Mansjoer. 1982. Distribution and identification of jungle fowl in Indonesia. The origin and phylogeny of Indonesia native livestock. Report by The Research Group of Overseas Scientific Survey Part III: 85-89.
Ogah DM. 2009. Analysis of morphological traits of geographically separated population of indigenous Muscovy duck (Cairina moschata). Int J Poult Sci8(2): 179-182.
Sampurna IP. 2016. Biplot Simulation to Determine the Growth Rate of Body Dimension in Local Bali Ducks. J Biometrics & Biostatistics 7(2): 1-4.
Sampurna IP, Saka IK, Oka GL, Putra S. 2014. Patterns of Growth of Bali Cattle Body Dimensions. J Sci and Tech 4(1): 20-30.
Sampurna IP, Saka IK, Oka GL, Putra S. 2013. Biplot simulation of exponential function to determine body dimension,s growth rate of bali calf. Canadia J Comp in Math Nat Sci Eng Med 4(1): 87-92.
Sampurna IP. 1999. Allometric Growth of Body Parts of Bali Ducks. Journal biological Studies, Department of Biology. Database Journal ISJD-LIPI Indonesia
Solihat S, Suswoyo I, Ismoyowati. 2003. Kemampuan Performan Produksi Telur Dari Berbagai Itik Lokal. J Peternakan Tropik 3(1): 27-32.
Sudiyono dan Purwatri. 2007. Pengaruh Penambahan Enzim Dalam Ransum Terhadap Persentase Karkas dan Bagian-Bagian Karkas Itik Lokal Jantan. Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis, 32:270-277.
Tarigan HJ, Setiawan I, Garnida D. 2015. Identifikasi Bobot Badan Dan Ukuran Ukuran Tubuh Itik Bali. Students e-Journal 4(2):1-7.
Wulandari D, Sunarno, Saraswati TR. 2015. Perbedaan Somatometri Itik Tegal, Itik Magelang Dan Itik Pengging. Bioma 17(2): 94-101.
Yakubu A, Kaankuka FG, Ugbo SB. 2011. Morphometric traits of Muscovy ducks from two agro-ecological zones of Nigeria. Tropicultura 29(2): 121-124.
Yakubu A. 2011. Discriminant analysis of sexual dimorphism inmorphological traits of african Muscovy ducks. Arch Zootec 60(232): 1115-1123.