Pengaruh Penggunaan Media Tanam Arang Sekam Terhadap Budidaya Kentang Bibit (Solanum Tuberosum L.) Varietas Granola Kelompok G0
Abstract
Abstrak
Bibit merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan menanam kentang. Di Indonesia ketersediaan bibit kentang berkualitas sangat sedikit. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk (1) mengetahui komposisi media tanam arang sekam dan tanah terbaik dilihat dari sifat fisik media tanam dan (2) mengetahui media terbaik yang mampu memproduksi kentang bibit secara optimal dengan kualitas terbaik. Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah komposisi media tanam yang terdiri dari 5 level, faktor kedua adalah waktu pengamatan yang terdiri dari 4 level. Lima level perlakuan budidaya terdiri dari arang sekam dan tanah, empat level pengamatan adalah 2 minggu, 4 minggu, 6 minggu dan 8 minggu. arang sekam 100%, tanah 100%, arang sekam : tanah 50% : 50%, arang sekam : tanah 75% : 25%, dan arang sekam : tanah 25% : 75%. Parameter yang diamati pada penelitian ini meliputi porositas media tanam, pH dan electrical conductivity nutrisi, volume nutrisi terikat media tanam, perkembangan tanaman dan produktivitas. Dilihat dari sifat fisik, hasil penelitian menunjukkan media arang sekam 100% porositas terbaik 55,35%, dan nilai pH=6,7. Arang sekam : tanah 50% : 50% menghasilkan ketersediaan air bagi tanaman 22,04 % w.b, paling tinggi mengikat unsur hara dengan nilai 742 µS/cm, tinggi tanaman 74 cm, jumlah daun paling banyak 14 cabang daun, panjang akar ke bawah 63 cm, dan rata-rata jumlah umbi paling banyak 7 knol/tanaman. Perlakuan Arang sekam : tanah 50% : 50% merupakan yang terbaik mampu memproduksi kentang bibit dengan menghasilkan berat umbi 240 g/tanaman dan menghasilkan 29 umbi berukuran S dan M dari 40 umbi.
Abstract
Seeds are an important factor in the success of planting potatoes. In Indonesia, the availability of quality potato seeds is very small. The aims of this research were (1) to find out the best composition of the rice husk charcoal and soil planting medium in terms of the physical properties of the planting medium and (2) to find out the best media capable of optimally producing seed potatoes with the best quality. This study used a factorial design with two factors. The first factor is the composition of the planting medium which consists of 5 levels, the second factor is the observation time which consists of 4 levels. Five levels of cultivation treatment consisted of husk charcoal and soil, four levels of observation were 2 weeks, 4 weeks, 6 weeks and 8 weeks. husk charcoal 100%, soil 100%, husk charcoal: 50% soil: 50%, husk charcoal: 75% soil: 25%, and husk charcoal: 25% soil: 75%. The parameters observed in this study included the porosity of the planting medium, pH and electrical conductivity of nutrients, volume of nutrients bound to the growing media, plant development and productivity. Judging from the physical properties, the results showed that the media of 100% husk charcoal had the best porosity of 55.35%, and a pH value of 6.7. Husk charcoal: 50% soil: 50% yields water availability for plants 22.04% w.b, has the highest binding of nutrients with a value of 742 µS/cm, plant height 74 cm, maximum number of leaves 14 leaf branches, root length down 63 cm, and the average number of tubers is at most 7 knol/plant. Treatment of rice husk charcoal: soil 50% : 50% was the best capable of producing potato seeds by producing a tuber weight of 240 g/plant and producing 29 S and M sized tubers from 40 tubers.
Downloads
References
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. (2021). Produksi Kentang Provinsi Bali Menurut Kabupaten/Kota (Ton) 2019-2021, Denpasar: BPS Provinsi Bali. Diakses pada 11 oktober 2022, dari https://bali.bps.go.id/indicator/55/338/1/produksi-kentang-provinsi-bali-menurut-kabupaten-kota.html.
Batt, P. J., & Rexha, N. (2000). Building trust in agribusiness supply chains: a conceptual model of buyer-seller relationships in the seed potato industry in Asia. Journal of International Food & Agribusiness Marketing, 11(1), 1-17.
Heryani, N., Sawiyo, & Pujilestari, N. (2013). Pemberian Irigasi Suplementer Pada Lahan Kering Berbasis Kearifan Lokal Untuk Meningkatkan Produktivitas Lahan. Proceedings of the Seminar Nasional Matematika, Sain, Dan Teknologi, Yogyakarta, Indonesia.
Sutedjo, M. M.(2010). Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nada, I. M., Merta, M., & Setiyo, Y. (2017). Optimasi Sifat Fisik Tanah di Zone Perakaran untuk Peningkatan Produksi dan Kualitas Umbi Kentang. Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian AGROTECHNO, 2(1), 147–153. https://ojs.unud.ac.id/index.php/agrotechno/article/view/33235
Prihmantoro, H., & Y.H, I. (2017). Petunjuk praktis memupuk tanaman sayur. Jakarta: Penebar Swadaya 2017, 16–30.
Rukmana, R. (1997). Kentang budidaya dan pasca panen. Kanisius, Yogyakarta.
Sa’id, E.G., (1994). Dampak Negatif Pestisida, Sebuah Catatan bagi Kita Semua. Agrotek, Vol. 2(1). IPB, Bogor, hal 71-72.
Setiyo, Y., Bambang Admadi, & IBW Gunam. (2021). Buku Teknologi Kentang Bibit. Malang: Intimedia.
Setiyo, Y., Budi Susrusa, K., Lani Triani, I. G., & DG Mayun, dan I. (2016). Pengembangan Sistim LEISA untuk Meningkatkan Produktivitas dan Kualitas Umbi Kentang (Solanum Tuberosum L.). Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian AGROTECHNO, 1(2), 101–106.
Setiyo, Y., I BW Gunam, Sumiyati, dan Manuntun Manurung. (2013). Optimalisasi Produktivitas Kentang Bibit Varietas Granola G3 Dengan Manipulasi Dosis Pemupukan. KARYA UNUD UNTUK ANAK BANGSA 2013 ISBN: 578-602- 7774-76-0. Universitas Udayana.
Setiyo, Y., I.B.W. Gunam, I.B.P. Gunadnya, & Budi Susrusa. (2017). The implementation of low external input sustainable agriculture system to increase productivity of potato (Solanum tuberosum L.). Journal of Food, Agriculture & Environment, 15 (2), 62–67.
Setiyo, Y., Susrusa, B., IBW Gunam, IBP Gunadnya, Yulianti, & Wayan Ada. (2017). AGRIBISNIS KENTANG. Denpasar-Sudirman: Udayana University Press.
Setiyo, Y., Yuliadhi, K. A., Triani, I. G. A. L., Permana, I. D. G. M., Gunam, I. B. W., & Antara, N. S. (2018). Application of chicken manure compost as organic fertilizer to improve the quality and productivity of Potato (Solanum tuberosum L.). Ecology Environment Conservation Journal, 24, 621-627.
Sinulingga, M., & Darmanti, S. (2007). Kemampuan Mengikat Air oleh Tanah Pasir yang Diperlakukan dengan Tepung Rumput Laut Gracilaria verrucosa. Ejournal Undip, 15(2), 32–38.
Sitawati, Nugroho, A., Cicik U. dan A. Suryanto. (1998). Pengaruh Ber-bagai Media dan Hara terhadap Pertumbuhan Tanaman Lombok Besar (Capsicum annum L). Jurnal Penelitian Ilmu Hayati. 10 : 13 – 20.
Sofyan, S. E., Riniarti, M., & Duryat. (2014). Pemanfaatan Limbah Teh, Sekam Padi, Dan Arang Sekam Sebagai Media Tumbuh Bibit Trembesi (Samanea Saman) (Utilitization Of Tea Waste, Rice Husk And Husk Charcoal As A Growth Media For Rain Tree Seedling (Samanea saman)). Jurnal Sylva Lestari, 2(2), 61–70.
Suastika, I., Setiyo, Y., & Sulastri, N. (2021). Kajian Kemampuan Media Tanam Penyimpan Air dan Produktivitas Tanaman pada Budidaya Kentang (Solanum tuberosum L.). Jurnal BETA (Biosistem Dan Teknik Pertanian), 10(2), 269-275. http://ojs.unud.ac.id/index.php/beta
Sulastri, N. N., Shibusawa, S., & Kodaira, M. (2020). Soil Electrical Conductivity (Ec) Mapping Using Real-Time Soil Sensor. Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno, 5(1), 9–13.
Surdianto, Y., Sutrisna, N., Basuno, & Solihin. (2015). Panduan teknik cara membuat arang sekam padi. Bogor: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat. Diakses pada 25 Desember 2022, dari http://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/6751.
Utomo, M., Sudatrusono, Rusman, B., Sabrina, T., & Lumbanraja, J. (2016). Ilmu Tanah Dasar-Dasar Pengolahan. Jakarta: Kencana.