Keberlanjutan Sistem Agroforestri Berbasis Kopi di Hutan Kemasyarakatan Desa Wanagiri Kabupaten Buleleng
Abstract
Program Hutan Kemasyarakatan merupakan salah satu upaya untuk menyelamatkan hutan sekaligus memberikan manfaat pada masyarakat. Masyarakat diberikan izin untuk mengelola hutan dengan syarat tidak mengembangkan jenis tanaman dengan sistem monokultur melainkan dengan sistem kebun campuran atau agroforestri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks dan status keberlanjutan sistem agroforestri berbasis kopi di Hutan Kemasyarakatan Desa Wanagiri, Kabupaten Buleleng ditinjau dari dimensi ekologi, dimensi ekonomi, dimensi sosial budaya, dimensi Hukum dan kelembagaan serta dimensi teknologi dan infrastruktur. Analisis data menggunakan pendekatan multidimensional scaling (MDS) dengan teknik Rap-fish yang dimodifikasi menjadi Rap-Coffee melalui metode multidimensional scaling (MDS). Analisis leverage dan analisis prospektif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui nilai indeks keberlanjutan sistem agroforestri kopi di Hutan Kemasyarakatan Desa Wanagiri Kabupaten Buleleng untuk dimensi sosial yang peling tinggi dengan indeks sebesar (70,86), dilanjutkan dengan hukum dan kelembagaan dengan indeks sebesar (70,06), dimensi teknologi dan infrastruktur dengan indeks (65,21), dimensi ekologi (65,07) kempat dimensi tersebut menunjukan status cukup berkelanjutan sedangkan dimesi ekonomi menunjukan status kurang berkelanjutan dengan nilai indeks sebesar (48,16) secara multidimensional nilai indeks status keberlanjutan di Desa Wanagiri Kabupaten Buleleng sebesar (63,87) yang tergolong cukup berkelanjutan pada analisis leverage di dapatkan 20 atribut sensitif dari 5 dimensi yang diteliti. Pada analisis prospektif terdapat enam faktor kunci yang mempunyai pengaruh kuat terhadap sistem agroforestri di Hutan Kemasyarakatan Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng yaitu kondisi iklim, luas hutan yang masih baik, stabilitas harga kopi, kelembagaan Bumdes, dukungan pemerintah pusat dan kondisi jalan. Untuk keberlanjutan agroforestri sebaiknya dilakukan upaya peningkatan status terhadap atribut sensitif dan faktor kunci guna penerapan strategi keberlanjutan.